Kabupaten Malang, blok-a.com – Ulah monyet-monyet wisata Wendit yang kian meresahkan warga tak bisa diatasi dengan memindahkan kawanan tersebut begitu saja. Rupanya, terdapat mitos atau kepercayaan yang mensakralkan keberadaan monyet Wendit.
Kepala Desa (Kades) Mangliawan, Mochamad Ja’i mengatakan, ‘serangan’ monyet ke perkampungan warga sejatinya bukan kali pertama terjadi.
Ja’i menyebut sudah sejak dua tahun terakhir kawanan monyet turun ke perkampungan. Warga pun telah banyak menyampaikan kritik ke pihaknya dan pengelola wisata.
“Masalah Wendit ini mulai ada sejak 2022, beberapa kali kritikan juga masuk dari warga ke Kantor Desa dan ke pihak wisata Wendit,” sebut Ja’i saat ditemui Blok-a.com di ruang kerjanya, Kamis (16/03/2023).
Ja’i juga telah membawa surat protes hingga tingkat Kecamatan Pakis untuk selanjutnya diajukan ke tingkat Kabupaten. Sebab, dikatakan Ja’i wisata permandian Wendit di bawah naungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang.
“Setelah warga bersurat ke desa dan pihak wisata Wendit. Selanjutnya saya sambungkan ke kecamatan. Agar segera ada tindaklanjut dari Pemkab Malang,” terangnya.
Lebih lanjut, Ja’i menyampaikan keinginan warga adalah memindahkan monyet penghuni Wendit.
Namun, jika begitu Ja’i mengaku tak bisa berbuat banyak. Ia mengatakan bahwa monyet di pemandian tersebut tak bisa dihilangkan begitu saja. Sebab, menurutnya, ada kaitan mistis terhadap keberadaan monyet-monyet Wendit.
“Monyet di wisata Wendit ini berbau mistis, ada sejarah di dalamnya. Jadi tidak bisa jika monyet itu dipindah atau dihilangkan, maka nanti akan menimbulkan sesuatu keburukan yang terjadi,” bebernya.
Dengan demikian, setelah dilakukan diskusi bersama dengan pihak wisata Wendit. Rencananya akan dilakukan ritual untuk mengurangi kegiatan monyet di luar kawasan wisata.
“Kalau dari saya sendiri, ada dua opsi pilihan. Yang pertama, agar monyet ini dilakukan ritual supaya tidak keluar ke perkampungan. Kedua, mau gak mau sebagian jumlah monyet harus dikurangi untuk letakkan di suatu tempat,” tegasnya.
Pengurangan populasi monyet tersebut juga dinilainya akan lebih efektif. Dibandingkan tetap dibiarkan dengan jumlah yang cukup besar.
Sebab, hal tersebut juga dirasa akan berdampak pada pengurangan wisatawan yang datang ke pemandian tersebut.
“Saya berani jamin, kalau monyet ini dibiarkan dalam jumlah banyak maka wisata Wendit akan sepi. Karena wisatawan yang datang takut dengan kondisi monyet yang seperti ini (liar),” tegasnya.
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, Warga Desa Mangliawan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, dibuat resah dengan turunnya monyet-monyet penghuni wisata pemandian Wendit ke area perkampungan.
Pasalnya, kawanan monyet Wendit tersebut kerap merusak jaringan kabel, genteng, hingga tanaman warga.
Salah satu warga Mangliawan, Ida (52) mengatakan kawanan monyet biasa datang untuk mencari makan di rumah warga.
Ida menyebut, monyet yang berkeliaran itu sangat mengganggu warga sekitar terutama bagi anak-anak sekolah.
“Biasanya disini banyak dikasih makan orang-orang, kasian juga sebenernya. Tapi kalau dikasih makan jadi sering datang, mereka itu kelaparan mangkanya turun kesini,” jelas Ida saat ditemui di kediamannya, Kamis (16/03/2023).(ptu/lio)