Mengenal MMGA, Komunitas Aremania yang Punya Cita-cita Mengakhiri Drama Dualisme

ABM Inside edisi Dualisme Arema bersama Arema Official dan MMGA
ABM Inside edisi Dualisme Arema bersama Arema Official dan MMGA - Foto: Bob Bimantara

KOTA MALANG – Make Malang Great Again (MMGA), namanya mulai diperbincangkan sejak November 2020 lalu. Pasalnya, pada gerakan yang diinisiasi Aremania tersebut berunjuk rasa untuk menyudahi dualisme Arema. Satu tujuan, tidak ada lagi Arema FC ataupun Arema Indonesia yang ada adalah Arema.

Gerakannya cukup masif. Kini MMGA sudah menjelma menjadi gerakan yang sudah akrab di telinga Aremania.

Pertanyaannya, akankah MMGA menjadi organisasi atau komunitas yang cukup besar atau apakah MMGA ini sebuah komunitas yang ditunggangi salah satu pihak Arema?

Perwakilan MMGA, Andi Sinyo mengungkapkan MMGA tidak akan menjadi organisasi ataupun komunitas. Meskipun kini gerakan MMGA untuk menyatukan Arema cukup masif, Sinyo memastikan gerakan tersebut akan usai ketika Arema benar-benar bersatu.

“Kami ini bukan komunitas atau organisasi dan tak akan pernah. Kami ini gerakan dari Aremania sendiri dari hati. Tidak ada paksaan untuk bergabung. Jadi ini murni dari hati Aremania yang ingin bersatu,” kata ia saat hadir di Podcast ABM Inside, Jumat (5/2) di And Coffee Space.

Sinyo juga mengaku MMGA ini muncul karena Aremania rindu akan hadirnya atmosfer dimana stadion selalu penuh akan riuhnya penonton saat bertanding.

“Kalau saya sekarang sudah di fase ono gak ono Arema biasa (ada dan tidak ada Arema biasa saja). Tapi sakaken adik-adik Aremania iki loh. Seng jauk (tapi kasihan adik-adik aremania yang meminta) mas kapan ini Arema bisa kayak dulu. Bersatu dukung Arema. Stadion selalu penuh tanpa promosi. Itu yang mendasari kami membangun gerakan MMGA,” kata ia.

Terpisah perwakilan MMGA lainnya, Fanda mengatakan untuk merealisasikan tujuan menyatukan Arema, MMGA memilih bergerak di dunia nyata. Bertemu setiap korwil-korwil Aremania dan berdiskusi untuk mencari titik temu permasalahan yang sudah 9 tahun lamanya itu.

“Kami tidak memilih di dunia maya geraknya. Soalnya malah tambah ruwet. Mending dunia nyata bertemu tatap muka dan aksi nyata,” tutur ia.

Fanda pun berharap dengan adanya gerakan dan upaya dari MMGA, Yayasan Arema Indonesia bisa muncul kembali. Pasalnya, jawaban perselesaian masalah dualisme ini adalah di Yayasan Arema Indonesia.

“Saya harap nantinya yayasan bisa muncul dan menyelesaikan masalah dualisme ini,” tutup ia.

Sebagai informasi, Arema sejak 2011 lalu tidak lagi satu. Sejak adanya dua kompetisi Indonesia Super League (ISL) dan Indonesia Premier League (IPL), Arema terbagi menjadi dua. Arema FC mewakili ISL sementara Arema Indonesia mewakili IPL.

 

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?