Mojokerto, blok-a.com – Momen perayaan hari kemerdekaan RI yang ke-78 diwarnai dengan pengibaran bendera Merah Putih di sungai Brantas, tepat di bawah Jembatan Gajahmada Mojokerto.
Aksi gabungan relawan kali ini menarik perhatian warga dan pengguna jalan yang melintas untuk menyaksikannya.
Jembatan Gajahmada ini melintang di atas sungai Brantas dengan ketinggian 12 meter, menghubungkan Kota Mojokerto dengan Desa Mlirip, Jetis. Menjadi akses utama kendaraan.
Sebelum pengibaran bendera dimulai, para relawan yang terdiri dari LPBI NU, Komunitas Relawan Indonesia (KRI) Majapahit, Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), RED Clift, PMI Kota, Karang Taruna Winda Kirana, Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (Kormi), FMI, PALEOKOPRA, Skalamayapada, Arus Bawah, PODSI Kabupaten/Kota Mojokerto, FAJI Kota/Kabupaten Mojokerto ini lebih dulu membawa bendera berukuran 7×2 meter dengan menggunakan perahu karet.
Dimulai dari Jembatan Rejoto, yang menghubungkan Desa Blooto dengan Desa Pulorejo, Kota Mojokerto menuju Jembatan Gajahmada yang berjarak sekitar 2 kilometer.
Pembawa bendera ukuran 7×2 meter ditunggangi oleh gabungan relawan yang dibentangkan menggunakan 4 perahu secara beriringan menyusuri aliran sungai Brantas. Sedangkan perahu yang lainnya membawa bendera berukuran 5×2 meter ditunggangi para atlet.
Sesampainya di Jembatan Gajahmada, dilanjutkan pengibaran bendera merah putih yang berukuran 10×5 meter di atas jembatan oleh komunitas panjat tebing.
Ketua KRI Majapahit Muhammad Basuni mengatakan, ini adalah kali pertama acara peringatan Kemerdekaan digelar di Sungai Brantas.
Selain dalam rangka memperingati hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia ke-78, juga untuk mempersatukan beberapa komunitas yang ada di wilayah Mojokerto.
“Tujuan utama untuk memperingati dan merayakan hari Kemerdekaan RI yang ke- 78 tahun, sedangkan tujuan lain yaitu untuk menyatukan beberapa komunitas yang ada di Kabupaten/Kota Mojokerto,” ucap Basuni, kepada wartawan di lokasi, Kamis (17/8/2023).
“Insyaallah di lain waktu kita akan mengadakan kegiatan seperti ini lagi, rencananya pas waktu sumpah pemuda akan kami gelar upacara seperti ini lagi,” tambahnya.
Basuni juga mengingatkan bahwa sungai bukan tempat sampah, karena sungai adalah bagian budaya dari Majapahit. Oleh karena itu bertepatan dengan hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia, ia mengajak pada semua masyarakat untuk peduli terhadap kelestarian sungai.
”Kami berharap dan mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap sungai, karena sungai bukan tempat sampah, tetapi sungai merupakan bagian dari budaya Majapahit yang perlu dijaga bersama-sama,” pungkasnya.(sya/lio)