Kabupaten Malang, Blok-acom – Kenali tanda-tanda dan bahaya setelah mengonsumsi makanan mengandung boraks maupun bahan berbahaya lainnya, simak penjelasan dari Badan Pegawas Obat dan Makanan (BPOM).
Maraknya penyebaran makanan yang mengandung boraks dan bahan berbahaya lainnya di wilayah Kabupaten Malang, BPOM memberikan tips pemilihan makanan yang disinyalir mengandung bahan berbahaya sejenisnya.
Tak hanya itu, mengonsumsi makanan yang mengandung boraks dan sejenisnya dalam jangka waktu yang cukup panjang dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang cukup fatal tentunya.
Pengawas Farmasi dan Makanan BPOM Surabaya, Arvita Ayuningtyas mengatakan, makanan yang mengandung bahan boraks, formalin, rhodamin B dan methanyl yellow tidak diperbolehkan berada didalam makanan sebab akan mengimbulkan efek gangguan kesehatan yang cukup fatal.
- Boraks
Boraks merupakan senyawa kimia yang berbentuk kristal berwarna putih, tidak berbau. Boraks seharusnya digunakan pada campuran deterjen, mengurangi kesadahan air dan antiseptic.
“Bahaya boraks sendiri cukup fatal, jika boraks tercampur makanan dapat menyebabkan iritasi saluran penafasan, mual, sakit kepala, nyeri hebat pada perut bagian bawah hingga kerusakan pada ginjal serta kematin,” terang Tyas sapaan akrabnya.
Sementara itu, kata Tyas, boraks sendiri dapat dijumpai di beberapa jenis makanan jika ditemukan pada bakso, mie, lontong akan menambahkan rasa tekstur lebih kenyal, jika ditemukan pada jenis kerupuk maka akan memberikan efek rasa lebih renyah.
- Formalin
Formalin sendiri seharusnya dipergunakan untuk bahan perekat kayu lapis, campuran cairan desinfektan serta pengawet mayat. Manfaat formalin sendiri sebenarnya untuk mengawetkan, namun tidak dianjurkan untuk mengawetkan makanan.
“Formalin dilarang digunakan untuk pengawet pangan. Jika dikonsumsi berlebih, maka akan menyebabkan gangguan kesehatan seperti iritasi saluran pernafasan, rasa terbakar mulut dan tenggorokan, luka, alergi, kerusakan syaraf, jantung, ginjal, kangker hingga kematian,” imbuhnya.
Ciri ciri makanan yang mengandung formalin, jika ditemukan di ikan segar maupun ikan asin dia tidak di hinggapi lalat, warna ikan akan tampak lebih segar dan awet hingga 2 hari. Jika ditemukan di tahu, akan tampak lebih kenyal namun tidak padat.
- Rhodamin B
Tak hanya kedua bahan berbahaya tersebut, rhodamin B juga memiliki kandungan berbahaya yang dapat merusak kesehatan manusia.
Rhodamin sendiri yakni serbuk pewarna tekstil yang berwarna merah keunguan, biasanya digunakan untuk industri tektil dan bahan kertas. Sehingga jika dikonsumsi manusia akan menimbulan efek buruk untuk kesehatan.
“Jika dikonsumsi manusia makan akan menimbulkan efek yang cukup dominan, mulai dari kencing yang berubah warna menjadi merah dan keruh, gangguan fungsi hati hingga kangker hati,” terangnya.
Rhodamin biasanya ditemukan di kerupuk, dengan ciri ciri memiliki warna yang lebih mencolok, memiliki bintik bintik merah yang sedikit menggumpal dan tidak homogen.
- Methanyl Yellow
Methanyl yellow merupakan zat warna sintetis yang berbentuk padat maupun serbuk kuning kecoklatan, yang seharusnya digunakan untuk pewarnaan tekstil dan bahan cat. Sehingga jika ditemtukan pada olehan makanan, tentunya akan membahayakan bagi kesehatan manusia.
“Bahaya methanyl yellow jika dikonsumsi manusia dalam jumlah banyak maka akan menyebabkan mual, muntah, sakit perut, diare, kangker pada kandungan, hingga gangguan saluran kencing,” bebernya.
Meskipun sudah jarang ditemukan, Tyas menyebut, bahan menthanyl yellow tetap harus di waspadai.
Biasanya bahan berbahaya yang memberikan efek warna kuning mencolok ini sering dijumpai pada makanan jenis mie, kerupuk berwarna kuning, abon hingga serundeng.
(ptu/bob)