Maba Unitri Diduga Alami Kekerasan Saat Ospek, Ini Jawaban Kampus

Maba Unitri Mengalami Kekerasan Saat Ospek, Pihak Kampus: Berakhir Damai, Pembinaan Diutamakan
Nampak Depan Kampus Unitri Malang (Agus Demit/blok-a)

 

Kota Malang, blok-a.com – Beredar video rekaman CCTV, viral di berbagai akun media sosial Kota Malang. Dalam video tersebut, memperlihatkan seorang mahasiswa baru (maba) Unitri yang diduga mengalami kekerasan saat akan mengikuti kegiatan ospek kampus.

Terlihat, maba Unitri yang didiuga alami kekerasan tersebut dikejar dan dikepung sejumlah orang memakai jaket almamater saat ospek. Setelah itu, maba yang berpakaian hitam putih itu berupaya berlari dan berusaha menjauh. Terlihat juga, ada tarik-tarikan antara maba dengan salah seorang yang memakai jaket almamater tersebut.

Informasi di dapat awak media , maba Unitri itu berinisial berinisial MJ alias Jamal. Unitri sendiri terletak di Jalan Telaga Warna, Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.

MJ yang sedang mengikuti ospek di kampus pada hari Senin 25 September 2023. Kegiatan yang seharusnya berjalan dengan baik tersebut malah diluar kendali dan terjadinya tindakan fisik.

Diketahui, dugaan kekerasan itu terjadi karena maba tersebut tidak mematuhi aturan potong rambut

MJ merasa sudah mematuhi aturan tersebut, tetapi pihak panitia Ordik tetap memaksa dan meminta agar MJ memotong rambutnya lagi. Dikarenakan, masih belum sesuai dengan ketentuan.

MJ pun tidak terima dan akhirnya terjadi perselisihan dengan panitia Ordik hingga akhirnya viral di media sosial

“Saya disuruh potong rambut lagi, tapi saya tidak mau dan kemudian panitia tetap memaksa sehingga secara tiba-tiba dari samping mereka memotong rambut saya secara paksa, dari hal itulah adanya kontak fisik dari panitia terjadi,” ungkap korban.

Bermula dari adanya kontak fisik tersebut korban melakukan pembelaan dan terjadilah  dugaan pengeroyokan terhadap dia sebagai seorang diri.

“Saya secara refleks mebela diri, terus mereka secara beruntun memukul dan mengeroyok saya,” tambahnya.

“Hingga kini saya sudah membawanya ke pihak kampus, namun dalam hal ini pihak kampus lepas tangan karena hanya ingin menjaga nama baik unitri dan korban tidak diberikan keadilan.” terangnya

Kepala Biro Kemahasiswaan Unitri Malang, Zuhdi Ma’sum langsung memberikan pernyataan terkait peristiwa tersebut

“Kejadiannya terjadi pada Senin (25/9/2023) sekitar pukul 07.00 WIB, di dekat lapangan voli Unitri. Ketika itu, para maba menjalani pemeriksaan dari panitia Ordik, apakah telah sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku atau tidak,” ujar Zuhdi kepada awak media, Selasa (26/9/2023).

Dirinya juga menjelaskan, bahwa tidak ada pemotongan paksa rambut oleh panitia ospek seperti yang diungkapkan oleh MJ.

Rambut MJ, kata Zuhdi, tidak sempat dipotong oleh panitia. Sebab, MJ sudah lari terlebih dulu. Selain itu, sebenarnya, Zuhdi mengklaim, tidak ada pemukulan dan di rekaman CCTV juga tidak terlihat jelas.

Lalu yang terekam di CCTV, sebenarnya adalah melerai. Ketika ada kontak itu, spontan semuanya langsung melerai. Jadi, terlihat seperti semuanya menggeruduk dan kelanjutannya tidak ada, padahal si maba baik-baik saja dan masuk ke dalam kampus lagi,” bebernya.

Pasca kejadian tersebut, pihak kampus langsung melakukan mediasi dan mempertemukan antara maba yang menjadi korban dengan pihak panitia Ordik dan BEM kampus.

“Kami sudah panggil semuanya, baik maba tersebut (MJ) serta panitia Ordik dan BEM. Kami mediasi dan kami beri pemahaman, akhirnya mereka sepakat berdamai dan berbaikan,” terangnya

“Disamping itu, kami juga akan memberikan penjelasan kepada pihak orang tua (orang tua MJ), agar situasinya menjadi clear,” sambung Zuhdi .

Dirinya mewakili pihak kampus, juga menyatakan permohonan maaf kepada korban dan orang tua korban atas peristiwa yang terjadi itu.

“Kami dari pihak kemahasiswaan, menyampaikan permohonan maaf. Kami semua turut menyesalkan atas kejadian ini,” tambahnya.

Disinggung terkait adanya pemberian sanksi terhadap semua yang terlibat dalam peristiwa tersebut, pihaknya hanya menjawab secara singkat.

“Tentunya kami evaluasi dulu, tidak serta merta sanksi. Kami utamakan pada pembinaan. Jadi, pembinaan untuk ke depannya bagaimana termasuk evaluasi program dan lain sebagainya,” tandasnya. (mg1/bob)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?