blok-A.com – Ibu berinisial ER di Tuban nekat menjual ginjalnya sendiri. Ginjalnya itu dijual untuk melunasi utang anaknya yang bernilai fantastis Rp 200 juta.
Ibu itu menjual ginjalnya di pinggir jalan bermodal poster dengan tulisan tangan ‘DIJUAL GINJAL’ lengkap dengan nomor telponnya.
Janda tiga anak itu nekat menjual ginjalnya itu karena putus asa. Anaknya yang terlilit utang itu kabur dari rumah.
Sementara itu, dia sudah tidak kuat ditagih oleh debt collector. Sebab, dia tidak punya uang sebanyak itu. Alhasil meskipun tahu ada aturan dilarang menjual ginjal, ER tetap melakukannya.
“Saya tahu kalau itu dilarang, tapi gak ada solusi lainnya untuk melunasi utang kalau tidak begini,” kata ER dilansir dari liputan6.

Biasanya ketika debt collector ke rumahnya, langsung menagih uang mulai dari Rp 800 ribu hingga Rp 1 juta.
Tagihan itu untuk angsuran utang yang mencapai Rp 200 juta.
“Di tagih utang terus, sampai datang di rumah. Angsuran tiap bulan bervariasi, ada delapan ratus sampai satu juta lebih. Utang hampir Rp 200 juta,” katanya.
Bagaimana anak ER Terlilit Utang
ER rela menjual ginjal karena terlilit banyak utang yang dilakukan oleh anak keduanya.
Anak keduanya itu terlilit utang karena melakukan pinjaman online (Pinjol).
Anaknya kemudian kembali meminjam utang sekitar Rp 50 juta melalui program kredit usaha rakyat (KUR) BRI Tuban dengan jaminan BPKB sepeda motor, pinjam di koperasi, dan lainnya.
“Yang utang bukan saya tapi anak saya. Totalnya Rp 200 juta,” ujarnya.
Utang ratusan juta rupiah itu digunakan anak ER untuk bisnis investasi.
Namun hasil dari bisnis investasi itu nihil. Investasi yang diikuti anaknya ternyata bodong.
Utang sudah terlanjur dilakukan, namun uang investasi tak kembali. Anak ER tidak bisa membayar utang-utangnya itu.
“Anak saya utang buat investasi. Investasi bodong. Sudah setahun lebih tidak membayar,” ujarnya. (bob)
Discussion about this post