Kalah Start Kampanye, Malang Jejeg Ngaku Sudah Branding Sejak 1,5 Tahun Lalu

Ketua Tim Kerja Malang Jejeg, Sutopo Dewangga
Ketua Tim Kerja Malang Jejeg, Sutopo Dewangga - Foto: Bob Bimantara

KABUPATEN MALANG – Paslon independen Malang Jejeg tidak masalah ketinggalan waktu kampanye dengan dua paslon lain, yakni SanDi dan LaDub di Pilbup Malang 2020.

Alasannya karena metode kampanye Malang Jejeg tidak ada bedanya dengan cara membangun Liason Officer Malang Jejeg di desa-desa yakni, blusukan. Blusukan itu pun sudah dilakukan kurang lebih 1,5 tahun lalu.

“Kami satu setengah tahun yang lalu sudah seperti itu dan kampanyenya nanti ya seperti itu blusukan memperkuat LO dan pertemuan terbatas saja. Jadi tidak masalah terlambat,” kata Ketua Tim Kerja Malang Jejeg, Sutopo Dewangga Selasa (13/10).

Sutopo pun optimis dengan gaya kampanye seperti itu Malang Jejeg mampu mendulang banyak suara. Ia pun membuktikan bahwa gaya kampanye blusukan itu saat ini sudah mampu mendulang suara 150 ribu suara.

“Ya kemarin itu buktinya suara dukungan ketika kami verifikasi faktual kan sudah mencapai 120 ribu. Belum cadangannya ada 30 ribu. Jadi kami optimis lah dengan cara blusukan di sisa kampanye akan mendulang 400 sampai 500 ribu suara lagi,” tutur Sutopo.

Saat disinggung, kenapa memilih gaya kampanye blusukan, Sutopo menjelaskan bahwa itu dikarenakan masa pandemi Covid-19.

“Sekarang apalagi yang bisa dilakukan. Mengumpulkan massa tidak boleh. Ya kami memilih blusukan ke pelosok. Alhamdulilahnya calon bupati kami masih bugar,” tutupnya.

Sebagai informasi, paslon LaDub dan SanDi telah kampanye secara resmi sejak 26 September lalu. Sementara Malang Jejeg bakal kampanye 16 Oktober mendatang.

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?