Jembatan Tunggulmas Dibangun di Era Sutiaji, Memudahkan Mahasiswa UMM – Bikin Influencer Terbantu

Jembatan Tunggulmas yang dibangun di era kepemimpinan Wali Kota Malang, Sutiaji (Dimas/blok-a)
Jembatan Tunggulmas yang dibangun di era kepemimpinan Wali Kota Malang, Sutiaji (Dimas/blok-a)

blok-a.com Sebuah program pembangunan di era Sutiaji yang memudahkan akses dan pemecah kemacetan ialah Jembatan Tunggulmas.

Jembatan ini menghubungkan Kelurahan Tunggulwulung dan Kelurahan Tlogomas. Jembatan ini memiliki panjang 314 meter dan lebar 12 meter. Jembatan ini dibangun dengan dana APBD sebesar Rp 39.702.957.000.

Jembatan yang diresmikan 24 Februari 2022 itu menjadi opsi warga Tlogomas yang hendak ke arah Kota Batu ataupun ke kampu UMM di Kecamatan Dau Kabupaten Malang.

Akhirnya, kemacetan di sekitar Tlogomas atau Landungsari semakin berkurang.

“Sebelumnya kan kalau mahasiswa atau yang mau ke Batu hanya bisa lewat Landungsari, saat ini ada pilihan bisa lewat Tunggulwulung melalui Jembatan Tunggulmas,” kata Kadishub Kota Malang, Widjaja Saleh Putra.

Dia menjelaskan, dari Analisa Dishub Kota Malang, memang kemacetan masih terpantau di pertigaan Tlogomas saat masuk ke  jembatan Tunggulmas.

“Tapi ketika ke Landungsari atau ke Kota Batu ya lancar,” kata dia.

Sementara itu Sutiaji menjelaskan, Jembatan Tunggulmas ini merupakan bentuk kinerja Pemkot dalam mengelola pajak dari masyarakat.

“Pembangunan di Kota Malang ini berasal dari uang masyarakat  dan kami serahkan kembali kepada masyarakat melalui berbagai pembangunan dan lain sebagainya. Kami hanya mengkoordinir saja, sehingga saya ucapkan ribuan terima kasih kepada masyarakat Kota Malang,” ungkap Wali Kota Malang Sutiaji.

Dianggap Estetik Oleh Mahasiswa, Jadi Media Belajar Buat Influencer

Dunia influencer menjadi salah satu hal yang digemari oleh kalangan muda. Ternyata, tidak hanya menyediakan kemudahan akses, namun pemandangannya bisa diolah menjadi konten.

Salah satunya adalah Anita seorang mahasiswi Fakultas Hukum di Universitas Muhammadiyah Malang. Ia berusia 22 tahun. Anita gemar dengan dunia fotografi dan videografi. Setiap kali suntuk kuliah, ia selalu pergi ke Jembatan Tunggulmas untuk mendinginkan kepala.

Suatu hari, Anita terinspirasi untuk membuat konten video tentang Jembatan Tunggulmas. Ia membuat video yang menampilkan keindahan jembatan dan suasana sekitar. Video tersebut diunggahnya ke akun Instagramnya. Tak disangka, video tersebut mendapat banyak respon positif dari warganet. Banyak orang yang menyukai video Anita dan memberikan komentar positif.

“Apa ya, kayak quotes gitu tapi latar belakangnya pakai pemandangan di sini (jembatan tunggulmas)”

Gadis asli Mojokerto ini semakin semangat untuk membuat konten tentang Jembatan Tunggulmas. Ia membuat video dan foto yang lebih menarik dan berkualitas. Konten Anita selalu mendapat banyak respon positif dari warganet. Jumlah followers Anita di Instagram semakin bertambah banyak.

Anita kemudian mulai belajar menjadi seorang influencer. Ia belajar bagaimana membuat konten yang menarik dan berkualitas. Ia juga belajar bagaimana mempromosikan produk dan jasa melalui media sosial. Anita tidak jarang bertukar jasa endorse dengan produk gratis dari teman-temannya.

Tidak Perlu Putar Balik karena Ada Jembatan Tunggulmas

Salah satu mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Valen, menghela nafas. Kemacetan jembatan Tanggulmas memang tidak terhindarkan. Terutama pada jam makan siang, jam pulang, dan weekend. Namun, lelaki berambut cepak ini hanya bisa menghela nafas.

“Memang melatih kesabaran sih, tiap hari macet,” ujarnya.

Kemacetan terjadi karena berbarengan dengan akses mobil yang akan berbelok ke Apartemen Begawan. Selain itu juga kadang arus memadat berbarengan dengan kendaraan mengarah ke Kota Batu. Hal itu sering terjadi dikala weekend.

“Tapi lebih mending sih daripada dulu. Jadi kan aku paling males muter balik kalau ke kontrakan. Nah biasanya nrabas lewat jembatan itu eh macet. Sekarang mendingan lah,” beber Valen.

Kontrakannya, lanjut Valen, berada di Kelurahan Tunggulwulung. Apabila ada barang yang tertinggal di kontrakannya, Valen tidak perlu putar balik. Dulunya, pintu gerbang kampus UMM III mengarah langsung ke kelurahan Tunggulwulung tidak selalu dibuka. Sehingga Valen harus memutar jauh. Kalau tidak, dia harus melewati jalan tikus yang hanya cukup untum satu sepeda motor. Jalan itu terdapat tidak jauh dari Selecta. Sejak ada jembatan, Valen bisa lebih cepat ke kontrakan.

“Semoga kedepannya bisa lebih teratur lagi sih. Kadang surprise, tiba-tiba macet, penuh kendaraan. Duh, ga ketebak. Semoga orang juga nggak banyak pake mobil kalau dikendarain satu orang aja,” tukas lelaki tinggi itu.

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?