Sumenep, blok-a.com – Gebrakan Direktur PD Sumekar dalam menjalankan koor bisnisnya di sektor bisnis obat-obatan layak diapresiasi. Memang sekian lama tak ada kejelasan soal laporan keuangan, untung atau rugi, termasuk terkait deviden yang harus dibayarkan.
Pasca Direktur PD Sumekar Hendri Kurniawan mengambil kebijakan membekukan koor bisnis perusahaannya itu, kini bisnis Apotek Sae Sadaja kembali beroperasi setelah segel penutupan dibuka.
Alasannya, Hendri mengaku jika pengelola apotek Sae Sadaja berkomitmen siap memenuhi permintaan PD Sumekar untuk memperbaiki manajemen apotek itu.
“Kita beri kesempatan pihak pengelola untuk kembali menjalankan bisnis apoteknya. Lantaran ada i’tikad baik untuk memperbaiki manajemen apotek,” pungkasnya.
Hendri menegaskan tak ada unsur politik apapun dalam proses pembekuan perusahaan ini. Pihaknya hanya mau memastikan bahwa roda bisnis perusahaannya berjalan sesuai koridor dan ada deviden.
“Kalau tak ada labaa atau untung, mending kan tutup,” ujarnya.
Unit usaha perusahaan plat merah ini, sambung Hendri, bergerak di sektor bisnis obat-obatan.
“Yang namanya bisnis harus untung dong. Kalau rugi, ngapain berbisnis?,” pungkas Hendri yang berjuluk direktur cowboy ini.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pembekuan atau penutupan Apotek Sae Sadaja dengan menyegel pintu apotek lantaran dinilai tidak profesional dalam menjalankan koor bisnisnya. Makanya kemudian sebelum dibelukan, sudah diberikan Surat Peringatan (SP) sebanyak 2 kali yakni SP 1 dan SP2 kepada pengelola apotek itu.
Hal itulah yang menjadi dasar perusahaan membekukan sementara Apotek Sae Sadaja. Sebab, lanjut Hendri, sampai saat ini belum mampu memberikan keuntungan terhadap perusahaan hingga tanggal 11 April 2023.
Pengelolan Apotek ini kontrak kerjasama sesuai surat perjanjian notaris dengan Pemilik Sarana Apotek (PSA) dimulai sejak tahun 2019. “Ini seakan ada yang ditutup-tutupi dan permintaan dividen mulai tahun 2021 juga tidak terpenuhi. Jadinya kami tutup sementara,” katanya.
“Pihak PD hanya minta transparan dalam manajemen pengelolaanya dalam upaya melakukan pembenahan baik di internal ataupun eksternal,” harapnya.
Sebab, pihaknya menjalankan amanat dan arahan bupati Achmad Fauzi. Bahwa direktur yang baru harus bisa menyelesaikan berbagai persoalan perusahaan. Itu supaya menjadi perusahaan yang sehat untuk menyumbangkan Pendapat Asli Daerah (PAD) kepada Pemkab Sumenep.
“Jadi ucapan bupati menjadi cambuk kami untuk lebih semangat demi kemajuan BUMD PD Sumekar,” timpalnya. (do/lio)