Kabupaten Malang, blok-a.com – Angka kecelakaan di Kabupaten Malang mencapai 18 kejadian sejak 21 Desember 2024 hingga 2 Januari 2025, atau selama Operasi Lilin Semeru 2024. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jumlah tersebut menurun 36 persen.
Wakapolres Malang, Kompol Imam Mustolih, menerangkan bahwa kecelakaan paling banyak disebabkan oleh faktor kelalaian manusia atau human error.
Kelalaian tersebut meliputi tidak menjaga jarak aman, kurang hati-hati saat berpindah jalur, serta mendahului kendaraan lain secara ceroboh.
“Dari sekian kecelakaan yang terjadi, 100 persen akibat kelalaian manusia. Sebanyak 83 persen akibat mendahului, berbelok, dan pindah jalur. Sebanyak 11 persen tidak menjaga jarak dan enam persen pelanggaran lain,” ujar Imam, Sabtu (4/1/2025).
Meskipun tren kecelakaan menurun, tingkat fatalitas justru mengalami kenaikan. Dari 18 kejadian kecelakaan selama Operasi Lilin Semeru 2024, korban meninggal dunia tercatat sebanyak empat orang, korban luka berat sembilan orang, dan korban luka ringan mencapai 72 orang.
Ia mencontohkan, fatalitas tertinggi terjadi pada kecelakaan di Tol Pandaan-Malang yang melibatkan bus pariwisata dan truk pada Senin (23/12/2024).
“Penyebabnya kemarin kan ada kecelakaan di tol KM 77. Itu yang menyebabkan tingkat kefatalan meningkat. Sebagaimana kita ketahui, kecelakaan itu menyebabkan empat korban jiwa dan 48 korban luka-luka,” sambungnya.
Wakapolres Malang mengimbau masyarakat agar melengkapi alat keamanan berkendara dan lebih memperhatikan rambu lalu lintas demi keselamatan selama perjalanan.
Sementara itu, untuk pelanggaran lalu lintas selama Operasi Lilin Semeru 2024, terjadi peningkatan signifikan sebesar 156 persen dibanding tahun 2023.
“Jumlah pelanggaran lalu lintas pada tahun 2024 berjumlah 3.574 pelanggar. Sedangkan pada tahun 2023 sebanyak 1.394 pelanggar,” pungkasnya. (ptu/lio)