Blitar, blok-a.com – Harga daging ayam di pasar tradisional Kota Blitar, terus mengalami kenaikan.
Di Pasar Legi Kota Blitar, harga daging ayam tembus hingga harga Rp 38.000 per kilogram. Padahal sebelumnya, harga daging ayam per kilogramnya hanya di kisaran Rp 30.000 hingga Rp 31.000 per kilogramnya.
Kenaikan harga tersebut dipengaruhi karena berkurangnya stok dari peternak akibat kenaikan pakan.
Hal tersebut diungkapkan salah satu pedagang daging ayam di Pasar Legi Kota Blitar Musriah.
Musriah mengaku, kenaikan harga daging ayam sudah berjalan sejak seminggu terakhir. Padahal, usai Hari Raya Idul Fitri 2023 lalu, harga daging ayam sempat turun. Namun kemudian naik secara bertahap sampai di harga yang sekarang.
“Harga di penjual saat ini Rp 38.000 per kilogram. Habis lebaran itu sebenarnya turun, tapi kemudian naik terus bertahap sampai saat ini. Sebelumnya hanya di harga Rp 30.000 hingga Rp 31.000 per kilogram,” kata Musriah, Selasa (23/05/2023).
Lebih lanjut Musriah menyampaikan, kenaikan harga daging ayam tersebut dipengaruhi karena berkurangnya stok dari peternak. Saat ini menurut informasi yang didapat, stok dari peternak berkurang karena banyak peternak yang mengosongkan kandangnya. Pasalnya harga pakan naik.
“Pasokan dari peternak berkurang. Katanya karena harga pakan mahal jadi peternak banyak yang nggak ngisi kandangnya,” jelasnya.
Musriah menambahkan, kondisi tersebut, dimungkinkan masih akan berlangsung. Bahkan kemungkinan harganya masih bisa naik lagi.
“Kondisi ini kemungkinan masih bisa naik lagi. Karena kan stok berkurang sementara permintaan cukup banyak,” imbuhnya.
Akibat kenaikan harga daging ayam tersebut, omset penjualan turun hingga 25 persen.
“Untuk penjualan ya otomatis turun. Paling sekitar 25 persen setelah harganya tinggi ini,” pungkasnya.
Sementara Sri Wahyuni, salah satu pembeli daging ayam di Pasar Legi Kota Blitar mengatakan, merasa keberatan dengan melambungnya harga daging ayam.
“Meski naik, saya tetap berbelanja daging ayam untuk kebutuhan dijual kembali. Jadi tetap harus punya dagangan meskipun harganya mahal. Tapi ya beratlah,” ujarnya. (jar/bob)