Forum Rektor Indonesia Bahas Masa Depan Pertanian »

BKGN FKG UB Ajak Masyarakat Tak Takut Berobat di Era Pandemi » Prasetya UB
Bkgn Fkg Ub Ajak Masyarakat Tak Takut Berobat Di Era Pandemi » Prasetya Ub

Forum Rektor Indonesia (FRI) bekerjasama dengan Universitas Brawijaya mengadakan webinar dengan tema ”Pembangunan Jangka Panjang Bidang Ketahanan Pangan Yang Mandiri Dan Berdaulat”, Rabu (16/12/2020) yang diikuti oleh civitas akademik Perguruan Tinggi seluruh Indonesia dengan jumlah 410 peserta.

Webinar ini dibuka oleh Rektor Universitas Brawijaya Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani AR, MS dan Ketua Forum Rektor Indonesia Prof. Dr. Arif Satria, SP, MSi. serta menghadirkan narasumber terbaik dibidangnya. Dr. Sujarwo, SP, MP membuka sesi keynote speaker dengan narasumber

Menteri Pertanian Republik Indonesia Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, S.H, M.H. yang diwakili oleh Prof. Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr. Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan SDM Profesional Kementrian Pertanian, dan Ketua Dewan Penasehat PERHEPI yaitu Dr. Ir. Bayu Krisnamurthi, MS.

Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Prof. Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr dalam presentasinya mengatakan dalam pembangunan pertanian dan ketahanan pangan diperlukan regenerasi petani ke depan .

“Terjadi fenomena global, menurunnya minat masyarakat untuk menjadi petani. Saat ini masih ada kesan bahwa pertanian itu kotor, tidak bergengsi dan tidak banyak mendatangkan uang. Sehingga generasi milenial enggan menjadi petani. Anggapan itu yang harus dihilangkan. Negara kita adalah agraris dengan, iklim tropis yang mendukung, suhu optimal, air melimpah, kaya SDA yang seharusnya menjadi motivasi pada generasi muda,”katanya.

Dia menambahkan saat ini Kementrian Pertanian memiliki beberapa program untuk meningkatkan produktivitas pertanian antaralain melalui Program Petani Milenial melalui Pendidikan vokasi, Pelatihan vokasi, Program Wirausaha Muda Pertanian (PWMP), Youth Enterpreneurship and Employment Support Service (YESS), dan Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan (DPA).

Dr. Ir. Bayu Krisnamurthi, MS. dalam presentasinya mengatakan bahwa saat ini mulai dikembangkan Enginering & Technologi (E & T) di bidang pertanian yang berarti bahwa potensi peningkatan produksi pangan dan modernisasi aktivitas pertanian.

“Namun banyak petani merasa menghadapi perkembangan teknologi yang tidak dimengerti sehingga penerapan perkembangan teknologi seringkali terhambat,”katanya.

Selain itu petani juga tidak memahami perubahan pola permintaan pasar komoditas pertanian sehingga petani seringkali harus menghadapi harga jatuh akibat panen raya.

Petani berada dalam sistem Supply Chain Management yang kompleks dan berada dalam posisi yang paling sedikit menerima keuntungan. Dalam pertanian, investasi yang paling diperlukan adalah peningkatan kualitas petani dan peningkatan motivasi masyarakat untuk bersedia menjadi petani.

Bahkan ada istilah Wanted Farmer, karena keberadaan petani sangat dibutuhkan. Produksi pangan diperlukan secara berkelanjutan baik untuk generasi sekarang hingga generasi yang akan datang.
Webinar ini juga mendatangkan narasumber dari berbagai bidang agrokomplek, selain dari bidang pertanian, juga dari bidang perikanan, peternakan dan teknologi pangan.

Presentasi dan diskusi panel dengan moderator Bayu Adi Kusuma, SP, MBA mendatangkan narasumber yaitu Dr. Jamhari, SP., MP (Sekjen FKPTPI/ Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Pertanian Indonesia), Prof. Dr. Ir. Imam Santoso, MP. (Ketua Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Teknologi Pertanian Indonesia /FKPT-TPI), Prof. Dr. Sc.Agr. Ir. Suyadi, MS, IPU., ASEAN Eng. (Ketua Forum Dekan Fakultas Peternakan), Prof. Ir. La Sara, M.S., Ph.D (Ketua Forum Dekan Fakultas Perikanan) serta Prof.Ir. Benyamin Lakitan, MSc, PhD (Pakar Ketahanan Pangan Universitas Sriwijaya).

Pembahasan dalam diskusi panel fokus pada kegiatan ketahanan pangan secara menyeluruh, dengan dukungan dari semua sektor penyedia pangan. Perlu adanya kebijakan tentang perikanan dan kelautan yang dapat menjamin keberlanjutan penyediaan pangan ikan.

Sektor peternakan sebagai penyedia pangan hewani juga perlu melakukan peningkatan produksi. Adanya kecenderungan perubahan pola konsumsi mendorong pertumbuhan permintaan bahan pangan daging. Peranan sektor agroindustri juga tidak kalah penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional.

Industri pertanian menyumbang 39 % terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Selain itu juga menciptakan nilai tambah komoditas pertanian, menciptakan pangan inovatif dan merupakan solusi saat kondisi surplus panen.
Please

Rendahnya motivasi masyarakat terutama generasi muda dalam bidang pertanian tidak dapat dihindarkan, karena selama ini tidak ada insenstif lebih dari sektor pertanian sehingga lebih tertarik bekerja dalam sektor lain. Untuk itulah perlu kebijakan terhadap petani sebagai aktor utama pendukung ketahanan pangan nasional untuk dapat hidup lebih sejahtera. Lebih lanjut, luaran webinar pada hari ini diharapkan dapat dibentuk dalam buku bertemakan ketahanan pangan lintas sektor di Indonesia.

Selain itu kegiatan webinar ini juga didukung oleh penerjemah Bahasa isyarat dari Pusat Studi Layanan Disabilitas Universitas Brawijaya (PSLD-UB).(*&IK/Humas UB)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?