
Raih Hibah Inovasi yang diadakan oleh Kemdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, tim dosen peneliti dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya (UB) yang terdiri dari Dr. Ive Emaliana, M.Pd., Irene Nany Kusumawardani, M.Li., dan Alies Poetri Lintangsari, M.Li., menghasilkan materi dan media pembelajaran yang dapat diakses oleh mahasiswa berkebutuhan khusus di perguruan tinggi.
Dengan mengangkat judul penelitian “Revisiting Textbook Accessibility: Penerapan Prinsip-Prinsip Aksesibilitas dan Universal Design Learning dalam Pengembangan Buku Teks Multi-Media”, penelitian ini menghasilkan beberapa luaran.
Hasil dari penelitian tersebut, antara lain: (1) RPS (Rencana Pembelajaran Semester), yaitu silabus pengajaran yang terintegrasi dengan pelaksanaan pendidikan inklusi pada mata kuliah Reading Comprehension dan Critical Reading, (2) Buku Modul Critical Reading dan buku ajar Reading Comprehension yang bisa digunakan oleh mahasiswa difabel Penglihatan dan non difabel yang dapat dibaca oleh JAWS dan atau Screen Reader, (3) Info grafis Daftar Periksa Aksesibilitas Buku Teks, (4) Buku Panduan Aksesibilitas Digital, (5) HAKI sebanyak empat buah, dan (6) Artikel yang dipublikasikan pada Jurnal bereputasi.

Selain dari hasil penelitian di atas, tim peneliti ini juga membuat laman bernama Among (Accessible Materials for Learning English) yang berkomitmen menyediakan materi-materi pembelajaran Bahasa Inggris yang inklusif serta mengusung nilai kearifan lokal. Hal ini bertujuan untuk turut merawat dan menjaga serta memperkenalkan kearifan dan budaya Indonesia di kancah internasional melalui pembelajaran Bahasa Inggris yang inklusif dan berwawasan global, namun mengakar dalam nilai tradisi lokal. Laman dapat diakses melalui tautan: https://among.guru/.
“Skema yang kami ikuti memang untuk pengembangan materi dan media pembelajaran mahasiswa difabel di Perguruan Tinggi (PT),” ungkap Ive.
“Kemdikbud menyelenggarakan acara ini setiap tahun supaya semakin banyak Perguruan Tinggi di Indonesia siap untuk menyambut pembelajaran inklusif. Jadi, ini bertujuan mendorong semua PT di Indonesia untuk mengakomodir mahasiswa difabel, karena memang ada peraturan pemerintah yang meminta PT menerima mahasiswa difabel,” pungkasnya. [DTS]