Kota Malang, blok-a.com – Kebijakan pemerintah melarang penjualan Elpiji 3 Kg hanya di pangkalan berdampak ke pedagang eceran di Kota Malang.
Salah satu pengecer Elpiji 3 Kg sekaligus pemilik warung kelontong Madura di Kota Malang, Rohman (24) menjelaskan, dia risau dengan adanya kebijakan ini.
Sebab, kini dia tidak bisa menjual lagi Elpiji 3 Kg di warungnya yang sudah berjualan sejak 2024 kemarin. Padahal Elpiji yang biasa disebut Elpiji melon ini adalah pendapatan utama warungnya.
Pria asal Madura ini bisa menjual 20 Elpiji 3 Kg per hari di warungnya yang berlokasi di Jalan Kertorahayu Nomor 42 Ketawanggede, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Penjualan itu dikarenakan di daerahnya padat penduduk dan juga banyak warung.
“Pendapatan harian kami pasti akan menurun. Sebelumnya penjualan Elpiji salah satu sumber penghasilan utama. Sekarang kami kehilangan pelanggan dan juga pendapatan,” kata dia ke blok-a.com, Senin (3/2/2025).
Dia pun menjelaskan, pasca kebijakan ini, distributor tidak akan lagi ke warungnya untuk menyetok Elpiji subsidi ini.
Dia pun kini mulai berpikir untuk menyetok Elpiji 3 Kg ke pangkalan langsung. Meskipun jauh, dia akan membawa sendiri Elpiji yang kosong ke pangkalan untuk distok.
“Ini tidak hanya menghabiskan waktu dan ribet menurut saya pribadi,” kata dia.
Rohman pun rela untuk membeli stok Elpiji 3 Kg ke pangkalan sendiri karena pelanggannya. Sebab, pelanggan di daerah jualannya banyak yang sepuh.
“Mereka apalagi khususnya bagi yang sudah berumur pastinya mempersulit dan sekarang harus pergi jauh untuk mendapatkannya,” jelasnya.
Terpisah, salah satu pembeli gas Elpiji 3 Kg di warung kelontong milik Rohman, Mulyanti (45) bingung atas kebijakan ini.
Warga Jalan Kerto Rahayu, Kelurahan Ketawanggede, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang itu kini belum tahu harus beli dimana. Dia tidak tahu pangkalan terdekat.
“Cuma mau beli gas kudu nyari ke agen-agen yang lokasinya jauh dan belum tentu ada,” kata dia.
Dia menambahkan, kemungkinan orang tua seperti dirinya ini bakal merepotkan orang lain. Sebab jika dulu bisa jalan kaki, kini harus menggunakan kendaraan untuk beli Elpiji 3 Kg ke pangkalan.
“Dulu orang tua kayak saya bisa jalan kaki. Bahkan biasanya sama pemilik warung sampai dipasangin karena dekat jaraknya,” tutupnya.
Penulis: Mahasiswa Magang Unitri, Akroman