Banyuwangi, blok-a.com – Selama dua hari berturut-turut di awal bulan Juli 2023, Banyuwangi dilanda cuaca buruk. Fenomena alam tersebut menggoyahkan prediksi cuaca dari Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi yang seharusnya saat ini panas dan kering.
Dari data yang diperoleh blok-a.com, prakirawan BMKG Banyuwangi, Ganis Dyah mengatakan, cuaca yang bisa dikatakan labil ini disebabkan oleh gelombang kelvin yang mendekat ke wilayah Jawa Timur.
“Terjadinya hujan selama dua hari berturut – turut yang terjadi di Banyuwangi karena disebabkan adanya gelombang kelvin yang mendekat ke wilayah Jawa Timur,” terang Ganis Dyah, Selasa (4/7/2023).
Padahal secara umum, puncak musim kemarau 2023 di sebagian besar wilayah Indonesia diprediksikan terjadi pada periode Juli – Agustus.
BMKG juga memperkirakan wilayah di Kabupaten Banyuwangi dan sekitarnya yang berpotensi mengalami cuaca buruk dan ekstrem di periode tanggal 1 – 5 Juli 2023.
“Wilayah yang berpotensi cuaca ekstrem yaitu seperti hujan lebat yang berpotensi adanya dampak bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, hujan es dan lain sebagainya,” jelasnya.
Untuk itu, BMKG mengimbau masyarakat Banyuwangi aktif memantau informasi dari kanal resmi untuk menghadapi perubahan cuaca yang tak terduga saat ini.
“Imbauan kami pada seluruh masyarakat Banyuwangi, dengan adanya cuaca yang akhir – akhir ini cenderung dikatakan labil, maka untuk masyarakat agar tetap jaga kondisi badan dan pantau informasi cuaca terkini dari BMKG,” imbaunya. (kur/lio)