Bangunan Balai Sosial Pasien ODGJ Memprihatinkan, 30 Unit se-Jatim Butuh Sentuhan

(kiri) Sekdaprov Jatim Adhy Karyono, saat meninjau gedung Balai Sosial Pemprov Jatim di Pasuruan.
(kiri) Sekdaprov Jatim Adhy Karyono, saat meninjau gedung Balai Sosial Pemprov Jatim di Pasuruan.

Pasuruan, blok-a.com – Kondisi gedung Balai Sosial di seluruh wilayah Jatim, sudah tak layak dan butuh renovasi.

Sedikitnya ada 30 unit Balai Sosial yang dimiliki Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Sosial Provinsi Jatim ini tersebar di sejumlah kabupaten/kota.

Pembangunan shelter, asrama atau rumah hunian sementara bagi orang dalam gangguan kejiwaan (ODGJ) ini sangat penting.

Ads 3 fungsi shelter sebagai hunian sementara baik pra maupun pasca rehabilitasi medik, shelter sebagai wadah rehabilitasi sosial dan pusat edukasi tentang kesehatan jiwa.

Dari 30 Balai Sosial di Jatim, sebagian sudah waktunya direhab, salah satunya yaitu UPT RSBL Pasuruan.

Unit Pelayanan Terpadu Rehabilitasi Sosial Bina Laras (UPT RSBL) Grati Kabupaten Pasuruan ini dibangun di atas lahan seluas 2,5 ha, dan akan dibangun shelter berdaya tampung 250 orang.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Adhy Karyono, mengatakan sesuai arahan Gubernur Khofifah, yang peduli pelayanan publik terutama para penyandang masalah sosial, memperhatikan bangunan shelter.

Kondisi bangunan yang sudah dimakan usia, kontur tanah rendah, dan saluran drainase tidak bagus menyebabkan banjir, menjadi alasan utama pembenahan infrastruktur.

“Otomatis akan menjadi atensi. Tahun depan kita rencanakan akan dibangun bangunan di atas lahan yang lebih tinggi agar tidak banjir dan bisa menampung jumlah pasien ODGJ lebih banyak lagi,” tuturnya.

Saat ini, UPT RSBL Pasuruan menampung 200 orang. Ke depan daya tampung pasien akan bertambah.

“Ternyata daftar antrean cukup banyak sehingga kami bisa memberikan ruang yang lebih luas bisa dengan kapasitas sekitar 200-250 orang,” sebutnya.

Menurut Adhy, bangunan baru nantinya tidak hanya untuk shelter, tetapi juga dilengkapi dengan fasilitas pelayanan rehabiilitasi sosial dan administrasi.

“Seperti perkantoran, asrama, ruang isolasi dan ruang makan. Semua kebutuhan fasilitas pendukung akan disiapkan di komplek yg baru.” jelasnya.

Selain pembangunan infrastruktur dan administrasi pelayanan sosial, Adhy, membutuhkan tenaga pendamping.

Saat ini jumlahnya 31 orang, dan ada 16 orang yang langsung melayani masyarakat.

“Jumlah tersebut masih kurang. Maka perlu diperhatikan juga perekrutan Sumberdaya Manusia (SDM) atau tenaga pendamping yang memahami kejiwaan,” tandasnya.

Sementara itu Kepala UPT RSBL Pasuruan, Juniandri Purnama mengatakan bangunan balai sosial didirikan sejak 1992.

Kini kondisinya butuh renovasi dan penambahan bangunan. Jika tak segera dilakukan maka pelayanan dan kenyamanan penghuni, serta keselamatan pasien ODGJ terganggu.

“Jumlah penghuni RSBL Pasuruan ada 200 orang, terdiri 68 perempuan dan 132 laki-laki,” tuturnya.

Dia berharap rehabilitasi bangunan serta pembangunan di lahan sisa yang terletak di belakang gedung lama benar-benar terwujud.(kim/lio)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?