5 Tradisi Khas Pulau Madura yang Unik dan Masih Eksis

Karapan Sapi

Blok-a.com – Suku Madura termasuk salah satu yang terbesar di Indonesia. Mereka memiliki banyak kesenian dan kebudayaan yang sudah ada sejak zaman nenek moyang.

Bahkan, berbagai tradisi tersebut masih lestari hingga sekarang. Maka tidak heran banyak wisatawan yang tertarik dengan berbagai tradisi di pulau Madura.

Tradisi Suku Madura sudah melekat di kehidupan masyarakat Madura seakan tidak dapat dipisahkan. Memang sudah seharusnya, sebagai generasi penerus harus tetap menjaga kelestarian tradisi warisan leluhur yang begitu unik. 

Mengutip dari buku Dr. Bani Eka Dartiningsih, yang berjudul “Budaya dan Masyarakat Madura” menjelaskan bahwa, Madura termasuk salah satu etnik di Indonesia dan merupakan kelompok suku terbesar ketiga di Indonesia. Hal ini membuat banyak tradisi bermunculan yang memperkaya budaya Indonesia.

Berikut beberapa tradisi unik Suku Madura yang keberadaanya masih lestari sampai sekarang. 

1. Tradisi Karapan Sapi

Karapan Sapi atau pacuan sapi adalah perlombaan khas yang menjadi tradisi masyarakat Suku Madura. Saat dihelat, dua ekor sapi yang akan menarik kereta kayu akan beradu kecepatan dengan diiringi oleh gamelan Madura yang disebut saronen.

Pergelaran tradisi ini terjadi setiap tahun pada bulan Agustus/September. Final akan berlangsung pada akhir bulan September/Oktober. Dalam tradisi Karapan Sapi ini, terdapat seorang joki dan 2 ekor sapi yang beradu kecepatan berlari untuk sampai ke garis finish. 

2. Tradisi Tok-tok  

Tradisi Toktok adalah kompetisi aduan sapi yang saling seruduk antara dua sapi yang berhadapan. Sapi yang diadu biasanya adalah sapi jantan. Kedua sapi akan beradu kekuatan hingga salah satu sapi kalah, menyerah, dan bahkan lari dari hadapan lawannya.

Aduan Tok Tok ini harus didampingi wasit. Namun tidak sembarang orang bisa menjadi wasit. Sebab hal itu akan membahayakan orang yang sedang menonton.

3. Tradisi Upacara Nadar

Tradisi adat Nadar alias Nyadar merupakan upacara adat yang digelar tiga kali dalam setiap tahun oleh warga Desa Pinggir Papas, Kecamatan Kalianget, Madura. Tradisi ini berlangsung meriah dan menyimpan banyak cerita leluhur warga setempat. 

Upacara ini berlangsung pukul 16.00 WIB dan masyarakat berduyun-duyun menuju makam leluhur dengan membawa perlengkapan upacara. Upacara ini diisi dengan berbagai kegiatan mulai dari upacara tabur bunga di makam leluhur hingga pembacaan doa yang dipimpin oleh pemuka adat.

Pada malam harinya, peserta upacara diwajibkan untuk menginap di sekitar makam baik dengan mendirikan tenda-tenda maupun menginap di rumah warga yang berada di sekitar makam.

4. Tradisi Ojung

Tradisi ini sejenis permainan dengan melibatkan dua laki-laki, mereka akan beradu fisik menggunakan media rotan dengan panjang 1 meter yang digunakan untuk alat pemukul. Ritual ini biasanya diselenggarakan untuk memohon hujan dan agar terhindar dari malapetaka akibat kekeringan musim kemarau.

Dalam pelaksanaan tradisi Ojung biasanya diiringi dengan musik yang terdiri dari 3 buah dung-dung (akar pohon siwalan) yang dilubangi di tengahnya sehingga bunyinya seperti bas, dan kerca. Iringan musik ini jarang dijumpai di daerah lain.

5. Topeng Dalang Madura

Suatu kebudayaan yang tinggi nilainya dimiliki oleh kabupaten Sumenep, Madura, yakni berupa “topeng dalang madura”. Seni topeng ini sangat menarik perhatian para turis, baik domestik, maupun mancanegara. 

Disebut topeng (tokop) sesuai dengan perannya masing-masing.Dinamakan Topeng Dalang karena jalan ceritanya dibawakan oleh seorang dalang, kecuali semar,bagong,petruk,gareng yang disebut punakawan. 

Seorang dalang harus mempunyai kemampuan mengatur jalannya cerita dengan suara yang berbeda, baik suara laki-laki maupun suara perempuan, juga harus pandai membawakan kidung(ngejung) sesuai dengan peran tiap-tiap pemain. Semua pemainnya terdiri atas laki-laki dan tidak biasa pemain topeng dari wanita.

Penulis: Anwar Arya W (Mahasiswa Magang UTM) 

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?