Blok-a.com – Seorang remaja pria berusia 14 tahun ditangkap usai melakukan penembakan di sebuah pusat perbelanjaan mewah, Siam Paragon Mall, Bangkok, Thailand.
Peristiwa mencekam itu terjadi pada Selasa (3/10/2023) sekitar pukul 15.35 waktu setempat. Atas kejadian ini, sejumlah orang dikabarkan meninggal dunia dan mengalami luka.
Dirangkum Blok-a.com, Rabu (4/10/2023), berikut deretan fakta terkait penembakan maut yang terjadi di Mal Siam Paragon Bangkok.
1. Kronologi
Menurut laporan Bangkok Post, kejadian ini bermula saat seorang pria melakukan penembakan beberapa kali di kawasan mal sekitar pukul 15.35 waktu setempat. Sejumlah saksi menyebutkan bahwa pelaku melepaskan tembakan lebih dari 10 kali.
Detik-detik penembakan ini juga terekam dalam video amatir yang kemudian beredar di media sosial. Dalam video yang beredar, nampak ratusan pengunjung mal yang panik dan berhamburan menuju pintu keluar.
2. Dua Orang Tewas
Atas kejadian ini, dua orang yang merupakan warga negara asing (WNA) dikabarkan tewas. Korban tewas itu adalah seorang perempuan China berusia 34 tahun dan perempuan asal Myanmar.
Selain korban tewas, insiden ini juga menyebabkan sekitar lima orang mengalami luka-luka. Lima korban luka itu diantaranya adalah satu warga negara Laos, satu warga negara China, dan tiga warga negara Thailand.
3. Tak Ada Korban WNI
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) memastikan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban penembakan tersebut.
“Royal Thai Police berhasil melumpuhkan dan menahan pelaku. Dari informasi berbagai sumber, terdapat 3 (tiga) orang meninggal dan 5 (lima) orang luka-luka. Tidak terdapat informasi adanya korban WNI,” kata Kemlu dalam keterangan tertulisnya, Selasa (3/10/2023).
4. Pelaku Ditangkap
Kurang dari satu jam setelah kejadian, polisi berhasil mengamankan pelaku penembakan di lantai tiga pusat perbelanjaan tersebut. Saat ditangkap, pelaku tak melakukan perlawanan.
Setelah ditelusuri, pelaku ternyata seorang remaja laki-laki berusia 14 tahun yang memiliki catatan pernah menjalani perawatan untuk kondisi kesehatan mental di rumah sakit Rajvithi.
Pihak sekolah tempat pelaku belajar, menulis surat kepada para orang tua murid yang mengonfirmasi bahwa tersangka adalah seorang muridnya dan mengatakan bahwa sekolah tersebut akan bekerja sama dengan polisi.
5. Motif Pelaku
Kepala polisi nasional Torsak Sukvimol mengatakan bahwa tersangka penembak berusia yang masih berusia 14 tahun itu sedang menerima perawatan kejiwaan, tetapi melewatkan obat yang diresepkan pada hari kejadian itu.
“Tersangka mengatakan bahwa seseorang menyuruhnya untuk menembak orang lain,” kata Torsak dikutip Reuters.
“Dia (tersangka) tidak dapat memberikan penjelasan kepada polisi tentang apa yang terjadi. Dia hanya mengatakan bahwa dia mengalami halusinasi,” lanjutnya
(hen)