RSUD Moh Anwar Sumenep Siapkan Ruang Isolasi Khusus Campak

RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep.
RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep.

Sumenep, blok-a.com – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Moh. Anwar, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, mengambil langkah cepat dengan menyiapkan ruang isolasi khusus bagi pasien campak.

Hal ini dilakukan lantaran kasus campak di Kota Keris dalam beberapa pekan terakhir mengalami kenaikan.

Diketahui, kebijakan ini bukan sekadar reaksi darurat, melainkan strategi antisipatif menghadapi ancaman penyebaran penyakit menular.

“Kalau pasien campak tetap digabung dengan pasien umum, risikonya sangat besar,” ujar Direktur RSUD dr. Moh. Anwar, dr. Erliyati, Sabtu (20/9/2025).

“Karena itu kami siapkan ruang isolasi khusus dengan pengawasan intensif. Ini bukan hanya melindungi pasien, tapi juga tenaga medis dan masyarakat,” sambungnya.

Sebagian besar pasien campak yang dirawat datang dalam kondisi cukup berat. Tidak sedikit di antaranya mengalami komplikasi serius, mulai dari broncho-pneumonia, dehidrasi, hingga kejang neurotik.

“Campak bukan penyakit ringan. Bila terlambat ditangani, bisa menimbulkan komplikasi berbahaya. Karena itu isolasi menjadi keharusan, agar pasien bisa mendapat perawatan lebih fokus dan optimal,” bebernya.

Selain menyiapkan ruang isolasi, kata dia, RSUD juga memperkuat kesiapan tenaga medis serta sarana pendukung.

“Kami pastikan ketersediaan obat, alat monitoring, hingga tim medis yang siaga penuh. Pasien harus merasa aman dan tertangani dengan baik,” ucapnya.

Namun, ia menekankan, bahwa upaya terbaik tetap pencegahan melalui imunisasi dasar.

Menurutnya, dari catatan RSUD, mayoritas pasien campak yang dirawat adalah balita yang belum mendapatkan imunisasi lengkap.

“Kalau imunisasi dijalankan sesuai jadwal, sebagian besar kasus bisa dicegah. Sayangnya, masih banyak orang tua yang abai atau menunda imunisasi anaknya. Ini yang membuat kasus semakin banyak,” jelasnya.

Ia pun berharap meningkatnya kasus campak dapat menjadi peringatan bagi masyarakat agar lebih peduli pada imunisasi.

“Kami di rumah sakit bisa merawat, tapi pencegahan tetap dimulai dari rumah. Jangan tunggu anak sakit baru sadar pentingnya imunisasi. Lebih baik mencegah daripada mengobati,” pungkasnya. (ram/adv)