Kasus Demam Berdarah atau DBD di Kabupaten Malang Menurun

Ilustrasi nyamuk Aedes Aegypti penyebab demam berdarah dengue (DBD) yang mewabah di sejumlah daerah.(ANTARA FOTO/ANIS EFIZUDIN)
Ilustrasi nyamuk Aedes Aegypti penyebab demam berdarah dengue (DBD) yang mewabah di sejumlah daerah.(ANTARA FOTO/ANIS EFIZUDIN)

Kabupaten Malang, Blok-a.comMemasuki fenomena El Nino, kasus postif DBD di Kabupaten Malang justru mengalami penurunan. Dinas Kesehatan (Dinkes) terus himbauan masyarakat untuk waspadai kenaikan suhu tubuh yang singnifikan saat musim El Nino.

Kasubag Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Dinkes Kabupaten Malang, Chairiyah menuturkan, disaat kasus DBD di Indonesia mulai melonjak. Justru kasus tersebut alami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.

Pada tahun 2022 lalu, tercatat sebanyak 1.224 kasus dalam satu tahun. Sementara itu, di tahun 2023 hingga 12 Juni lalu, tercatat sebanyak 525 kasus positif DBD.

“Sampai dengan 12 Juni sebanyak sebanyak 525 kasus DBD, jika dibandingkan tahun lalu terjadi sedikit penurunan. Artinya ledakan kasus tidak berarti di Kabupaten Malang,” terang Chairiyah saat dikonfirmasi, Jumat (16/06/2023).

Dikatakan Chairiyah, dari total keseluruhan kasus. Lima kasus diantaranya tidak dapat tertolong alias meninggal dunia.

“Kasus kematian hingga 12 Juni sebanyak lima kasus. Karena angka itu kan tidak boleh lebih dari satu persen, jadi kalau lima kasus sama dengan 0,5 persen dari kasus yang ada,” jelasnya.

Dengan demikian, Dinkes Kabupaten Malang terus melakukan himbauan kepada masyarakat agar tidak lengah dan terus waspada terhadap kasus mematikan tersebut.

Salah satunya dengan menerapkan metode 3m+, yakni menguras dan menyikat penampungan air, menutup dan mendaur ulang barang barang bekas yang dapat penampungan air.

“Karena seperti yang kita tau, penukaran DBD melalui gigitan nyamuk. Dimana kasus ini akan tinggi ketika musim hujan. Malang ini kan agak mulai jarang hujan, tapi tetap waspada, jika kita mulai lengah dan tidak melakukan 3m plus,” jelasnya.

Tak hanya itu, Dinkes juga memberikan himbauan melalui Puskesmas hingga tingkag desa. Dengan adanya fenomena El Nino diharapkan kesadaran masyarakat atas penyakit DBD mulai ditingkatkan.

“Dari Puskesmas kami harapkan ada satu rumah satu jumantik, jadi satu rumah harus ada yang memantau jentik. Kalau ada segera dikuras dan laporkan. Jadi tidak hanya dengan foging saja, tapi pantauan jentik juga diperlukan,”

(ptu/bob)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?