Sidang Mafia BBM Laut, Dirut Bahana Line Disebut Tentukan Harga Beli Hasil Penggelapan

Suasana sidang pemeriksaan saksi Edi Setyawan terhadap terdakwa Dodi dan David, Manager dan Bagian Operasional Kapal PT Bahana Line.
Suasana sidang pemeriksaan saksi Edi Setyawan terhadap terdakwa Dodi dan David, Manager dan Bagian Operasional Kapal PT Bahana Line.

Surabaya, blok-a.com – Edi Setyawan, terdakwa yang juga saksi dalam kasus mafia bahan bakar minyak (BBM), ini lugas ‘menyeret’ Hendro Suseno, Direktur Utama PT Bahana Line -agen distribusi BBM Pertamina ini.

Edi mengurai keterlibatan Direktur Utama PT Bahana Line, Hendro Suseno itu dalam penentuan harga beli BBM solar B-30 atau HSD dari penggelapan.

Edi Setyawan, kali ini diperiksa kembali oleh majelis hakim, sebagai saksi kunci praktik penggelapan jutaan kilo liter BBM yang dipasok untuk kapal-kapal PT Meratus Line.

Dia kembali mengungkap indikasi keterlibatan direksi PT Bahana Line pada sidang lanjutan mafia BBM 17 terdakwa ini, Jumat (10/2/2023).

PT Bahana Line adalah vendor yang memasok bahan bakar minyak (BBM) jenis marine fuel oil (MFO), dan high speed diesel (HSD) untuk kapal-kapal PT Meratus Line sejak 2015.

Dalam salah satu sesi pertanyaan dari JPU Uwais Deffa I Qorni, Edi , menjawab pernah mendengar Hendro Suseno, sebagai orang yang disebut-sebut Muh. Halik, yang menentukan harga jual pembelian BBM hasil penggelapan yang dititipkan di tanker PT Bahana Line setiap kali usai mengisi BBM kapal Meratus.

“Iya. Pernah,” ujar Edi menjawab pertanyaan jaksa Uwais Deffa I Qorni.

Dalam pemeriksaan itu, Edi menuturkan bahwa setiap kali dirinya meminta kenaikan harga penjualan BBM hasil penggelapan ke staf operasional PT Bahana Line Dody Teguh Perkasa dan David Ellis Sinaga maka akan selalu diarahkan untuk menghubungi atasan mereka, Muhamad Halik.

Di sinilah, kata Edi, ternyata M Halik pun tidak bisa memutuskan masalah harga seorang diri, namun lantas meminta Edi menunggu jawaban harga yang terlebih dulu akan ditanyakan.

“Saya pernah telepon (Halik), katanya mau tanya dulu,” ujar Edi.

“Ditanyakan ke siapa?” kejar Uwais.

“Gak tahu kemana. ‘Saya tanya dulu nanti saya kabari’. Gitu,” lanjut Edi menirukan perkataan Halik di telepon.

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?