Blok-a.com – Baru-baru ini publik dihebohkan dengan penemuan mayat seorang mahasiswa di sebuah kamar kost yang berada di kawasan Badung, Bali.
Penemuan mayat mahasiswa yang diketahui berinisial ASN ini pertama kali diungkapkan oleh akun Instagram @monalisanababan_ pada Rabu (22/11/2023).
Menurut keterangan unggahan, ASN ditemukan meninggal dalam kondisi mengenaskan. Kasus ini juga ramai diperbincangkan di media sosial, sebab ada beberapa hal yang dinilai janggal.
Dirangkum Blok-a.com, Jumat (24/11/2023), berikut deretan fakta terkait tewasnya mahasiswa di Bali.
1. Kronologi Penemuan
Kasi Humas Polresta Denpasar AKP Ketut Sukadi mengatakan, jasad korban ASN pertama kali ditemukan oleh pemilik kos bernama Nyoman Risup Artana (43) yang melihat kamar korban dipenuhi lalat hijau.
Saat itu, saksi Nyoman berusaha mengetuk pintu kamar kos korban, tetapi tidak ada respons. Setelah melihat ada darah keluar dari bawah pintu kamar kos korban, saksi langsung melapor ke Polsek Kuta Selatan.
Mendapat laporan tersebut, petugas kepolisian langsung datang menuju tempat kejadian perkara (TKP). Karena pintu kost ASN dalam kondisi terkunci, petugas pun meminta bantuan tukang ahli kunci.
2. Tewas Dalam Kondisi Mengenaskan
Saat pintu kost berhasil dibuka, ASN ditemukan tewas dalam kondisi terlilit tali. Ia tergantung bersandar di pintu kamar dengan kedua kaki menyentuh lantai dan darah keluar dari hidung.
Sebagian area tubuhnya juga mengeluarkan darah dan mengalami pembengkakan. Selain itu, disebutkan juga bahwa alat vital milik korban pecah dan engsel tangannya bergeser.
“Korban tergantung nyandar di pintu kamar dengan kedua kaki nyentuh lantai. Korban sudah mengeluarkan darah dari hidung dan mayat ditemukan proses pembengkakan dan kulit mengeluarkan cairan,” kata Sukadi.
3. Keluarga Awalnya Menolak Autopsi
Sukadi menjelaskan pada saat penanganan awal oleh polisi, orang tua korban membuat surat pernyataan penolakan autopsi terhadap jasad ASN.
“Orang tua hanya mengizinkan dilakukan tindakan suntik formalin terhadap korban serta pengiriman jenazah ke kampung halaman yang dituangkan dalam surat pernyataan dari orang tua korban,” ungkap Sukadi.
Namun, setelah jasad korban tiba di Medan, pihak keluarga mencabut pernyataannya dan meminta untuk dilakukan autopsi di Bhayangkara Medan.
“Saat jenazah korban sampai di Medan, orang tua korban mencabut surat pernyataan penolakan autopsi jenazah korban yang sebelumnya dibuat dan meminta dilakukan autopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Medan,” sambungnya.
4. Keluarga Curiga ASN Dibunuh
Keluarga juga menduga bahwa ASN menjadi korban pembunuhan, mengingat luka yang dialami korban cukup mengenaskan.
Kecurigaan pihak keluarga semakin meningkat saat proses autopsi. Pemilik akun @monalisanababan_ yang merupakan kakak ASN menjelaskan bahwa selama proses autopsi, pihak keluarga dilarang masuk.
Selain itu ia juga mengaku jika perwakilan dokter yang dipilihkan pihak keluarga tak diizinkan untuk ikut serta dalam proses autopsi jasad ASN.
“Pihak keluarga sudah memberikan opsi untuk diwakilkan dokter yang ditunjuk keluarga tapi tidak diperbolehkan. Bahkan ruangan bedah dikunci rapat dan dikawal penjaga,” tulis kakak ASN dalam unggahannya.
(hen)