Banyuwangi, blok-a.com – Hari Raya Imlek biasanya membawa berkah tersendiri bagi pedagang buah di Kabupaten Banyuwangi. Namun, tahun ini, penjualan buah justru mengalami penurunan tajam.
Seperti yang dirasakan salah satu pedagang buah yang berjualan di sebuah toko di Desa Jajag, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi, bernama Rini Nurfadila, atau biasa dipanggil Febri.
“Menjelang Imlek, untuk jenis buah yang banyak terjual adalah buah jeruk dan apel. Itupun yang premium premium,” kata Febri, Jum’at (9/2/2024).
Customer rata-rata memesan buah sejak dua minggu sebelum Hari Raya Imlek dengan cara online.
“Setahu kami, buah yang dibeli oleh pelanggan dua minggu sebelum Imlek, rata-rata hanya dibagi-bagikan kepada saudara-saudaranya, kolega, serta para relasinya,” terangnya.
“Tetapi setelah mendekati atau menjelang Imlek, buah yang dibeli sudah dipersiapkan buat acara sembahyang,” lanjut Febri.
Pada Hari Raya Imlek tahun 2024 ini, omzet penjualan buah turun hingga 50 persen. Dengan rata-rata penjualan per hari hanya 2-10 bols.
“Meski pemesannya juga ada yang dari pelanggan yang di luar negeri, dalam sehari kami hanya menjual 2 hingga 10 hampers atau paket, atau rata-rata hanya 5 hampers,” lanjut Febri.
Tahun ini lebih banyak permintaan buah untuk hampers, bukan parcel seperti biasanya, karena hampers dinilai lebih praktis.
Menurut Febri, kondisi ini kemungkinan terjadi karena memang jumlah uang yang beredar juga sedang mengalami penurunan.
“Mungkin karena ada masalah dengan perputaran uang di tahun ini. Dulu waktu corona omzet penjualan kami rata-rata bisa mencapai 10 parcel, sedangkan sekarang hanya mencapai 5 hampers per hari,” pungkas Febri kepada blok-a.com. (kur/lio)