Probolinggo, blok-a.com – Pedagang kambing kurban di Kota Probolinggo mengeluh, penjualan tahun ini tak seramai tahun lalu.
Salah satunya diungkapkan Haji Salim, pedagang kambing kurban, yang membuka lapak di jalan Cokro, kelurahan Kanigaran, Kota Probolinggo.
Ia mengaku penjualan kambing kurban tahun ini jauh dari yang diharapkan.
Haji Salim mengatakan, dari 38 ekor kambing kurban yang ia jual, masih tersisa 12 ekor hingga hari raya tiba. Harganya variatif, mulai Rp1,5 juta hingga Rp5 juta.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkannya turunnya penjualan kambing kurban tahun ini.
Salah satunya, karena hari raya Idul Adha bersamaan dengan masuknya pendaftaran sekolah.
“Kemampuan tiap orang beda-beda ekonominya bisa jadi masih ada kebutuhan buat anak sekolah,” ujarnya.
Salim juga memperkirakan, faktor utama penurunan hasil penjualan kambing dikarenakan tahun ini semakin banyak saingan pedagang di Kota Probolinggo.
“Banyak pedagang baru tahun ini. Kalau tahun kemarin se-Kota Probolinggo sekitar 30 lapak penjual kambing kurban, beda dengan tahun ini mencapai 76 lapak penjual. Jadi terbagi-bagi untuk pembelinya tergantung rejeki masing-masing,” ungkapnya.
Hal yang sama juga dirasakan Muklam seorang pedagang kambing kurban yang berada di jalan Slamet Riyadi kota Probolinggo.
Ia mengaku penjualan tahun ini mengalami penurunan drastis karena banyaknya pedagang baru di sekitarnya.
“Saya itu menyiapkan 21 ekor, yang laku cuma 6 ekor hingga hari raya Idul Adha tiba. Kita syukuri aja berapun yang laku rejeki tiap pedagang kan nggak sama. Moga tahun depan bisa jualan lagi dan hasilnya lebih baik dari tahun ini,” terangnya.
Hewan Ternak Sakit
Sementara itu, Kadis KPPP Aries Santoso saat sidak hewan kurban Selasa ( 27/06/23) menyebut, di beberapa titik pihaknya menemukan hewan ternak yang sakit mata dan pencernaan. Namun sudah diupayakan penanganannya.
Sejalan dengan hal tersebut, drh Vaiga Miriami menyebutkan, penyebab penyakit mata karena cuaca cukup panas.
Dari data yang dilampirkan DKPPP, hewan ternak yang dijual seluruhnya berjumlah 2.483, yang terdiri dari 60 sapi, 2.345 domba dan 78 kambing.
Sementara jumlah hewan yang ditemukan berpenyakit sebanyak 85 hewan. Dominan memiliki penyakit mata sementara sebagian kecil terkena gangguan saluran pencernaan.
“Kami sudah sediakan salep mata dan beberapa obat yang dapat mengatasi hal tersebut,” jelas drh Vaiga.(nos/lio)