Banyuwangi, blok-a.com – Banyuwangi, Kabupaten di ujung timur Pulau Jawa ini memiliki keelokan alam yang dikenal luas masyarakat Indonesia bahkan mancanegara.
Eksplorasi wisata alam dan budaya di Banyuwangi dilakukan secara masif oleh pemerintah kabupaten Banyuwangi. Seperti Pantai Pulau Merah, Kawah Ijen, Taman Nasional Baluran dan masih banyak lagi yang lainya.
Di balik pesona alam yang indah, Kabupaten Banyuwangi juga memiliki bebeberapa tempat wisata religius yang tak kalah menarik untuk dikunjungi. Salah satunya yaitu makam Waliyullah penyebar agama Islam, Datuk Ibrahim Bauzir.
Letak makam Datuk Ibrahim Bauzir bertempat di pinggir Jalan Raya tepatnya di Jalan Basuki Rahmat, lingkungan kampung Arab Kelurahan Lateng, Kecamatan Banyuwangi.
Datuk Ibrahim berasal dari Hadromaut, Yaman yang datang ke Nusantara di Abad ke-17 tepatnya pada tahun 1770.
Banyuwangi saat itu dijadikan sebagai jalur persinggahan sebelum menuju wilayah Loloan, Bali yang menjadi tempat awal penyebaran agama islam oleh Datuk Ibrahim.
Atas kegigihannya, penyebar agama islam yang memiliki darah keturunan Bani Hasyim tersebut berhasil saat melakukan syiar islam di Loloan, Bali. Termasuk di bumi Blambangan yang sebelumnya mayoritas warganya penganut agama Hindu.
Datuk Ibrahim menikahi gadis dari daerah Loloan bernama Zainab. Dari pernikahannya memiliki dua putera yakni Syekh Sayyid Bakar Bauzir dan Syekh Ahmad. Makam Datuk Ibrahim diapit makam puteranya Syekih Ahmad dan sahabatnya Sayyid Hasan.
Makam Datuk Ibrahim ini tidak pernah sepi peziarah. Sebelum memasuki makam, para peziarah akan disambut pedagang bunga yang berjejer di depan makam.
Setelah memasuki area makam, blok-a.com disambut oleh juru kunci makam, Toyib.
Ia menceritakan awal kedatangan Datuk Ibrahim ke kota Gandrung ini.
“Sebenarnya, Banyuwangi ini sebagai tempat persinggahan beliau (Datuk Ibrahim) ketika akan berdakwah di Loloan Bali,” terangnya.
Karena cintanya kepada waliyullah, banyak peziarah yang datang ke makam Datuk ini untuk berdoa.
“Kalau malam Jumat dan malam Sabtu makam ini dibanjiri peziarah,” ujarnya.
Banyaknya peziarah yang datang ke makam Datuk Ibrahim ini, juga mendatangkan rejeki bagi pedagang bunga.
Sementara, Mundir (60) warga Jember datang ke makam untuk berziarah, dan berdoa agar mendapatkan berkah.
“Saya hanya berziarah mas, agar mendapat berkah,” tandasnya.(kur/lio)