Kabupaten Malang, blok-a.com – Diresmikan pada 20 Mei 2015 oleh Bupati Malang, Museum Singhasari menjadi sarana edukasi sejarah yang terletak di Perumahan Singhasari Residence, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
Museum Singhasari ini dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Malang di bawah Dinas Pariwisata.
Museum ini didirikan sebagai sarana edukasi dan pengenalan sejarah ke masyarakat.
Hal ini disampaikan oleh salah satu penjaga Museum Singhasari, Bagus, pada Minggu (09/02/2025).
Nama Singhasari sendiri di ambil dari kerajaan Singosari yang kekuasaannya cukup luas yaitu Malaysia dan Singapura.
Bagus menuturkan, koleksi di museum ini ada arca asli dan juga replika, keris, lukisan, gambar, topeng, hingga fragmen-fragmen arca seperti batu bata zaman kerajaan.
“Selain itu, mayoritas koleksi di sini itu hibah dari masyarakat ya, yang punya barang bersejarah itu disumbangkan ke sini,” sambungnya.
Adapun yang berkunjung ke sini mayoritas anak sekolah dari SD sampai SMA, biasanya 60 persen anak sekolah, 30 persen masyarakat umum, sisanya mahasiswa dan warga negara asing.
“Museum ini sendiri buka dari pukul 08.00 sampai pukul 16.00, kecuali kalau Jumat itu buka pukul 08.00 sampai pukul 15.00,” kata dia.
“Meskipun Untuk masuk ke ke museum Singhasari ini gratis alias tidak di pungut biaya, jumlah pengunjung setiap harinya hanya empat sampai lima pengunjung saja, bahkan pernah dua pengunjung,” ucapnya.
Saat di wawancarai di museum pada Minggu (09/02/2025) Sekitar pukul 11.00, terlihat dua sampai tiga pengunjung di area museum yang sedang mengambil foto.
“Selain itu, kalau anak-anak sekolah datang, kita kumpulkan di pendopo itu, kita briefing paling 30 menit, telling story 30 menitan, baru setelah selesai tur museum, minimal 1 jam dari briefing sampai tur museum,” jelasnya.
Selain menjadi tempat edukasi sejarah, koleksi merupakan hibah dari masyarakat dan masih terus berupaya menarik lebih banyak pengunjung lagi, dengan tujuan untuk mengenalkan sejarah Kerajaan Singosari kepada masyarakat luas, khususnya generasi muda.
“Untuk sekarang masih melakukan promosi lewat sosmed, seperti Instagram, nanti kalau dana lebih mungkin akan mengundang band-band lokal Malang untuk menarik lebih banyak pengunjung,” tutupnya.
Penulis : Mahasiswa Magang Unitri, Akroman