Kabupaten Malang, blok-a.com – Video penampakan dua ekor macan tutul Jawa yang berkeliaran di area Taman Nasional Gunung Bromo Tengger Semeru (TNBTS) viral di media sosial (medsos). Video tersebut diambil dari pemasangan kamera jebakan (camera trap) yang dipasang oleh TNBTS 2024 lalu.
Dalam video berdurasi 1 menit 32 detik itu, terlihat seekor macan tutul dewasa berjalan melintasi hutan, diikuti oleh anaknya. Video yang merekam momen ini diketahui diambil pada tahun 2024 lalu.
“Pada 2024 lalu, Balai Besar (BB) TNBTS melakukan kegiatan monitoring macan tutul nih #sahabatmentaritengger. Kegiatan ini berkolaborasi dengan SINTAS, sebuah organisasi yang fokus pada konservasi satwa liar dan habitat alam di Indonesia. Dari hasil kegiatan tersebut, ditemukan beberapa individu macan tutul Jawa,” tulis akun Instagram @bbtnbromotenggersemeru.
Unggahan tersebut juga menjelaskan mengenai kondisi genetik macan tutul Jawa yang terekam, yaitu melanisme, sebuah mutasi genetik yang menyebabkan peningkatan pigmen gelap pada bulu hewan tersebut.
“Melanisme adalah kondisi di mana hewan memiliki pigmen gelap yang berlebihan pada kulit atu bulu mereka. Hal ini disebabkan oleh mutasi genetik yang meningkatkan produksi melanin, pigmen yang bertanggung jawab atas warna gelap. Penjelasan singkatnya seperti itu ya sahabat,” tulisnya.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua Tim Data Evaluasi Kehumasan BB TNBTS, Hendra membenarkan adanya dua ekor macan tutul tertangkap camera trap.
Camera trap ini sendiri merupakan upaya Balai Besar TNBTS untuk memonitoring satwa liar di lingkungan Gunung Bromo, Tengger, dan Semeru. Dia menjelaskan, monitoring ini sudah dilakukan sejak tahun 2015 lalu.
“Kegiatan monitoring macan tutul dengan pemsangan camera trap di kawasan TNBTS sudah dilakukan sejak tahun 2015, dan dilaksanakan tiap tahun sampai sekarang,” ungkap Hendra, Selasa (21/1/2025).
Kegiatan monitoring yang dilakukan secara rutin ini merupakan bagian dari upaya besar Balai Besar TNBTS untuk menjaga keanekaragaman hayati di kawasan tersebut. Dia menyebut macan tutul di kawasan TNBTS itu ada 20 sampai 24 ekor.
“”Jumlah perjumpaan hasil dari monitoring macan tutul dengan mengunakan pemasangan camera trap dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2024 di kawasan TNBTS berjumlah 20 sampai dengan 24 ekor,” pungkasnya. (ptu/bob)