Tanam Padi Serentak, Jokowi Senang Petani Tuban Pilih Pakai Pupuk Organik

Presiden Jokowi dan Gubernur Khofifah gelar tanam padi serentak di Desa Senori, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, Kamis (6/4/2023).(Pemprov Jatim)
Presiden Jokowi dan Gubernur Khofifah gelar tanam padi serentak di Desa Senori, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, Kamis (6/4/2023).(Pemprov Jatim)

Tuban, blok-a.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan tanam padi serentak di Desa Senori, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, Kamis (6/4/2023).

Kali ini penanaman padi serentak menggunakan varietas jenis Inpari (Inbrida Padi Sawah Irigasi) 32 dengan provitas rata-rata mencapai 7,2 ton per hektare (Ha).

Keunggulan jenis padi ini yakni jumlah produksinya lebih tinggi dibanding varietas lain. Varietas ini juga tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri (HDB) atau penyakit kresek pada padi.

Sengaja tanam serentak dipilih di Desa Senori, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban karena memiliki indeks pertanaman (IP) 3.

Bulan ini di Desa Senori diproyeksikan akan ditanam padi di lahan seluas 314 Ha. Pada April sasaran tanam padi di Kabupaten Tuban diperkirakan seluas 8.104 Ha, sedangkan di Mei diperkirakan seluas 5.833 Ha.

Sementara itu untuk panen raya di Jawa Timur dimulai bulan Februari dan puncaknya pada Maret – April 2023, sehingga saat ini telah dimulai musim tanam padi.

Sebagai informasi, realisasi tanam MT Oktober 2022 – Maret 2023 di Jawa Timur mencapai 1.254.897 Ha dan sasaran untuk musim tanam April – September 2023 seluas 817.353 Ha.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, yang mendampingi Presiden Jokowi, menegaskan komitmen percepatan tanam padi di Jatim.

Memasuki akhir musim penghujan, dan awal musim kemarau inilah kondisi ketersediaan air masih melimpah, sehingga bisa memaksimalkan tanaman padi.

“Percepatan tanam ini tentunya memanfaatkan kondisi curah hujan yang masih ada dengan menggerakkan alat mesin olah tanah dan tanam,” urainya.

Melihat data dari BMKG ini maka disarankan agar bupati atau wali kota yang daerahnya jadi lumbung pangan untuk mengisi waduk, embung atau danau dari air hujan untuk mengantisipasi dampak kemarau dan pergeseran musim.

Berdasarkan data BPS, produksi gabah dan beras Jatim pada 2022 bertengger tertinggi di Indonesia. Hal itu bahkan dibarengi NTP dengan indeks di atas 100. Artinya mengindikasikan peningkatan kesejahteraan petani.

Jatim sebagai provinsi pusat penghasil padi terbesar dengan luas potensi panen hingga April 2023 mencapai 828,72 ribu ha, berperan vital dalam menjaga ketersediaan pangan nasional.

“Produktivitas beras Jatim sangat diandalkan untuk menyuplai kebutuhan 16 provinsi lain di Indonesia bagian Timur,” katanya.

Untuk Kabupaten Tuban sendiri termasuk 5 besar produsen padi terbesar di Jawa Timur.

Pada 2022 memiliki luas panen sebesar 85.288 Ha dan produksi padi sebesar 498.939 Ton GKG atau setara beras 288.097 ton beras.

Produktivitas padi rata-rata di Tuban sebesar 5,85 Ton /Ha di atas rata-rata produktivitas padi Jawa Timur yang sebesar 5,63 Ton/Ha.

Pada saat ini rata-rata harga Gabah Kering Panen di Kabupaten Tuban sebesar Rp5.200 Gabah Kering Giling sebesar Rp6.400 dan harga beras Medium Rp10.500.

Jokowi Apresiasi Petani Tuban

Sementara itu, Presiden Jokowi mengatakan masa tanam padi ini mulai dilakukan seperti di daerah lain setelah masa panen. Di mana setelah panen tidak diberi jeda karena masih ada air yang banyak, sehingga harus segera ditanam.

“Dan yang saya senang disini adalah pakai pupuk organik yang dilakukan oleh Serikat Petani Indonesia. Ini sudah 3 tahun kurang lebih 1000 hektare semuanya organik. Dan biaya untuk pupuknya yang biasanya per hektare bisa sampai Rp. 5-6 juta per hektare, kita disini hanya antara Rp100.000 – 500.000 per hektare,” katanya.

Menurutnya bila ini bisa dikembangkan di daerah yang lain seperti yang dilakukan oleh Serikat Petani Indonesia, akan banyak mengurangi cost yang harus dikeluarkan petani.

Serta tidak ketergantungan pada pupuk kimia, industri pupuk kimia ataupun impor bahan baku dari pupuk kimia.

“Sehingga jangan sampai ada keluhan pak pupuknya sulit. Ya memang sulit semua negara urusan pupuk sulit, tapi ada pilihan-pilihan dan ini sudah dimulai oleh Serikat Petani Indonesia. Untuk hasilnya jika di awal memang agak turun sedikit tapi setelah itu meningkat,” tukasnya.

“Yang kedua ini dapat memperbaiki ekosistem lingkungan yang ada di sini. Di mana mulai kembali banyak cacing-cacing, belut ataupun katak. Jadi ekologinya terperbaiki kembali,” pungkasnya.

Sebagai informasi, turut hadir Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo, Kapolda Jatim Irjen Pol. Toni Hermanto, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf, dan Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky.(kim/lio)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?