Banyuwangi blok-a.com – LP Ma’arif NU Banyuwangi sangat menyayangkan penutupan sekolah yang menyebabkan ratusan siswa MTs dan MA Darul Huda terlantar.
Penyegelan sekolah tersebut menjadi perhatian warga Banyuwangi, dan menjadi potret buruk dunia pendidikan yang ada di Kabupaten Banyuwangi.
MTs dan MA Darul Huda dibawah naungan Yayasan Darul Huda Desa Alasbuluh, Kecamatan Wongsorejo tergusur oleh kepentingan salah satu pihak yang menyebabkan ratusan siswa terlantar, dan harus menjalani proses pembelajaran di mushola.

Ketua LP Ma’arif NU Banyuwangi, Zaki Al Mubarok sangat menyayangkan dan menyesalkan penyegelan sekolah oleh salah satu pihak, diduga adanya perebutan aset setelah adanya pembubaran kepengurusan Yayasan Darul Huda Alasbuluh tahun 2019.
“Akibat penyegelan itu, ratusan siswa MTs dan MA Darul Huda harus sekolah di mushola, sudah dua hari ini mereka belajar di mushola,” kata Zaki, Minggu (14/8/2022)
Agar siswa bisa kembali sekolah seperti biasanya, LP Ma’arif PCNU Banyuwangi menghimbau kepada pihak yang bersengketa untuk duduk bersama untuk berdialog.
“Jangan korban siswa, mencerdaskan kehidupan bangsa itu dijamin negara dan undang-undang Sisdiknas 2003. Jika ada sengketa, hendaknya pakai jalur hukum, agar mendapatkan kepastian hukum,” kata ketua LP Ma’arif NU Banyuwangi.
“Terkait legalitas aset dan pembubaran yayasan Darul Huda Alasbuluh pakai jalur hukum, jangan korbankan anak didik, kasihan ratusan siswa yang menjadi korban,” tambahnya.

Menurut Zaki, terkait permasalahan ini, pihaknya berharap kepada Kepala Desa Alasbuluh dan Forpimka Wongsorejo untuk mencarikan solusi, dan penyegelan Mata dan MA Darul Huda bisa kemballa
Lanjutnya, pihaknya mengajak kepada seluruh pihak untuk menahan diri. Dan masalah konflik internal ini tidak meluas, dan menjadi konflik sosial.
“Siswa MTs dan MA maupun guru menginginkan sekolah yang damai, aman dan tenang, sehingga proses pembelajaran sangat menyenangkan,” ucapnya.
Dampak penyegelan sekolah tersebut, Minggu (14/8/2022) ratusan siswa MTs dan MA Darul Huda menggelar aksi. Mereka mendatangi sekolah sembari membawa poster memprotes penyegelan sekolah tersebut.
Kedatangan ratusan siswa tersebut menuntut hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak
Meski sekolah disegel karena ada konflik kepentingan, ratusan siswa tersebut tetap semangat mengikuti proses pembelajaran walau mereka belajar di halaman mushola beralaskan tikar. (Gim)
Discussion about this post