Kondisi Tektonik Mirip, BMKG: Gempa Turki Jadi Warning Bagi Indonesia

gempa turki
Orang-orang berusaha menjangkau korban gempa yang terjebak di bawah puing-puing bangunan yang runtuh di Malatya, Turki, Selasa (7/2/2023). (Emrah Gurel / Associated Press)

blok-a.comBadan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan gempa M 7,8 yang melanda Turki Selatan, Senin (6/2/2023) lalu menjadi peringatan keras bagi Indonesia.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan, gempa turki disebabkan pergerakan geser mendatar atau straight slip dari sesar aktif. Kondisi tektonik ini juga ditemui di beberapa wilayah Indonesia.

“Gempa Turki memberikan warning bagi kita yang ada di Indonesia, yang juga merupakan wilayah yang rawan terhadap gempa yang dipicu sesar aktif,” kata Dwikorita Karnawati, dalam konferensi pers Analisis Pembelajaran Gempa Bumi Turki untuk Indonesia, Kamis (23/2/2023).

“Misal ini yang mirip di Turki, yaitu sesar besar Sumatera kemudian sesar Palu-Koro dan Sesar Matano di Sulawesi, Sesar Cimandiri itu di Jabar, Sesar Opak di DIY, Sesar Gorontalo di Gorontalo, Sesar Sorong di Sorong, Sesar Tarera Aiduna di Selat Kaimana Selatan, dan Sesar Yapen di timur kepala burung (Papua), dan masih banyak sesar lain yang dipandang ada kemiripan dengan sesar yang ada di Turki,” jelasnya.

Dwikorita menjelaskan gempa berkekuatan 7,8 magnitudo di Turki memecahkan seluruh segmen Sesar Anatolia Timur.

Patahan ini sepanjang 300 kilometer. Gempa itu juga memicu gempa 7,5 magnitudo dan 6,0 magnitudo di sesar lain yang ada di sebelah baratnya.

Kondisi itu, kata Dwikorita, membuat zona kerusakan akibat gempa Turki meluas.

“Karakteristik zona sesar utama yang dikelilingi oleh sesar lainnya banyak terdapat di Indonesia seperti di zona Sesar Cimandiri, Sesar Semangko, Sesar Palu-Koro, Sesar Aceh-Seulimeum, serta Sesar Kawa, dan lain-lain,” kata Dwikorita.

“Karena kondisi wilayah Indonesia yang di daratnya banyak patahan sebagaimana ada kemiripan dengan di Turki, maka kita sudah seharusnya mewaspadai gempa di zona sesar yang di situ padat penduduknya,” kata Dwikorita.

Untuk itu, sejumlah langkah mitigasi perlu dilakukan untuk meminimalisasi jumlah korban jiwa maupun dampak kerusakan akibat gempa.

Berikut 7 poin penguatan sistem gempa bumi yang disampaikan BMKG sebagai bentuk mitigasi:

  • Penguatan/pengembangan studi/kajian/riset dan teknologi
  • Penguatan sistem monitoring kegempaan secara kontinu dan komprehensif
  • Pemutakhiran/pengembangan peta bahaya gempabumi (Seismic Hazard Map)
  • Penguatan kajian getaran tanah (Ground Motion)
  • Perlunya memperhatikan konstruksi bangunan tahan gempa dengan building code
  • Penegakan peraturan pendukung mitigasi gempa bumi
  • Edukasi, literasi, advokasi secara inklusif dan berkelanjutan.

(lio)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?