Hilang 37 Tahun, Anak Asal Kota Malang Bisa Bertemu Keluarganya Gegara Medsos

Hernik dan tiga saudaranya serta ibunya dan juga adik iparnya berfoto pasca kepulangannya di rumah di Kota Malang, Rabu (15/3/2023) (blok-a/bob)
Hernik dan tiga saudaranya serta ibunya dan juga adik iparnya berfoto pasca kepulangannya di rumah di Kota Malang, Rabu (15/3/2023) (blok-a/bob)

Kota Malang, blok-a.com – Anak asal Kota Malang sudah hilang 37 tahun lamanya. Dia berangkat dari rumah menuju ke entah berantah. Ibu dan tiga adiknya tidak tahu. Mereka kehilangan jejak gadis yang masih remaja itu, Namun hari ini Rabu (15/3/2023) baru bertemu.

Suasana haru menyelimuti pertemuan Hernik Martika S (54) warga Kelurahan Bumiayu Kecamatan Kedungkandang Kota Malang, Rabu (15/3/2023) siang tadi di kediamannya di Jalan Bayam Kelurahan Bumiayu Kecamatan Kedungkandang Kota Malang.

Anak itu sudah 37 tahun lamanya hilang dari keluarganya. Dia pergi pada tahun 1986 atau saat berusia 17 tahun.

Adek pertamanya, Siti Nurhamida (47) membenarkan. Hernik meninggalkan rumah sejak 1986.

Hernik meninggalkan rumah dengan membawa semua foto, dan juga pakaian.

“Gak ada yang tersisa di rumah itu kabur gitu aja,” ujarnya.

Selepas pergi dari rumah, Ita sapaan akrabnya mengatakan, orang tuanya ke polisi. Orang tuanya melaporkan kehilangan anak.

“Tapi gak ada bukti apapun yang bisa diberikan ke polisi. Foto gak punya KTP ya gak punya. Jadi cuma melaporkan nama,” kata dia.

Pencarian pun berlangsung bertahun-tahun dan tidak menimbulkan hasil. Hernik tidak ditemukan.

Percaya Hernik Masih Hidup

Ibu Hernik, Suminah (82) percaya anak perempuan pertamanya itu masih hidup.

Setelah 37 tahun hilang, Suminah masih mendoakan anak pertamanya itu bisa pulang ke rumah.

“Saya meskipun anak saya hilang tidak pernah lepas doa agar dia hidup sehat dan baik-baik dimanapun,” ujarnya.

Almarhum ayahnya pun mendoakan dari awal Hernik pergi dari rumah tahun 1986 sampai menemui ajalnya beberapa tahun lalu.

“Bapaknya itu yang selalu mendoakan kalau anaknya tidak dijahati orang. Supaya anaknya hidup enak,” kata dia sambil mengelus Hernik.

Ibu itu tidak tahu alasan Hernik pergi dari rumah itu kenapa. Sumirnah merasa tidak mempunyai masalah dengan Hernik.

“Gak ada masalah di rumah ya tiba-tiba tinggalkan rumah tanpa pesan,” tuturnya.

Lalu Kemana Hernik?

Hernik pasca pulang setelah hilang 37 tahun, Rabu (15/3/2023) (blok-a/bob)
Hernik pasca pulang setelah hilang 37 tahun, Rabu (15/3/2023) (blok-a/bob)

Hernik menceritakan bahwa dirinya pada tahun 1986 itu ingin ke luar negeri. Dia terpengaruh teman-temannya agar bisa berwisata dan bekerja ke luar negeri.

“Ya saya terpengaruh teman-teman saya. Jadi saya pergi dari rumah enggak pamit ya soalnya saya ini nakal,” ujarnya.

Saat berangkat dari rumah, dia mengamini bahwa dia membawa seluruh foto dan bajunya. Dia tidak meninggalkan jejak.

Dia mengaku pergi ke Malaysia dengan modal nekat.

Di negeri Jiran itu dia bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI).

Bekerja selama enam tahun atau pada 1992, Hernik menikahi orang Malaysia. Dia menikah di sana.

“Saya menikah dengan orang Malaysia dan ikut mertua,” kata dia.

Belasan tahun berselang atau tepatnya 2013, dia bercerai dengan pria tersebut. Dia hidup sebatang kara. Pernikahan dengan orang Malaysia itu tidak dikaruniai anak.

Namun Hernik kala itu tidak kepikiran untuk menghubungi keluarganya di Malang.

“Ya karena dulu itu enak,” jelasnya bercanda.

Tak berselang lama, dia bertemu pria asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang bekerja di Malaysia.

Hernik dan pria NTT itu pun memutuskan menikah. Namun syaratnya, pria itu meminta Hernik untuk ke NTT.

“Dia bilang ‘saya akan bawa kamu ke orang tua saya untuk mendapat restu’,” ujarnya menirukan perkataan mantan suaminya.

Hernik pun lantas pada tahun 2013 itu terbang ke NTT.

Dengan pria tersebut Hernik tinggal di rumah sederhana. Mereka berdua bekerja dan hidup ala kadarnya. Hernik bekerja serabutan sebagai buruh cuci baju hingga pembantu rumah tanggaZ

“Namun karena sibuk dan tidak cocok kami akhirnya memutuskan sendiri-sendiri (bercerai),” kata dia.

Setelah bercerai, dia tidak punya rumah. Dia sempat ditolong seorang dokter bernama Doni untuk menjadi pegawai warung Soto dan Bakso di Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT.

“Saya akhirnya ikut Dokter Doni,” kata dia.

Pasca bercerai, ekonominya menurun. Upah dari membantu di warung Soto dan Bakso itu tidak cukup untuk mengontrak rumah. Dia pun tidak bisa menghubungi keluarganya di Malang.

“Saya gak tahu menghubungi siapa handphone saja gak punya,” ujarnya.

Berkat Medsos Ketemu

Hernik setelah ekonominya menurun, kerap tidur di jalanan NTT.

Akhir-akhir ini, Bhabinkamtibmas Polres Timor Tengah Utara, Aipda Catur menemukan Hernik tertidur.

Adek pertamanya, Siti Nurhamida (47) menjelaskan, Catur lalu menanyai asal Hernik.

“Mbak mengaku asal Malang,” kata dia.

Setelah itu, Catur, kata Ita sapaan akrabnya, menghubungi komunitas di Malang. Namanya adalah Komunitas Anak Bangsa.

Ita pun langsung dikabari oleh komunitas itu, bahwa ada orang bernama Hernik mengaku asal Malang. Ita dikabari melalui Whatsapp Grup RW di kawasan rumahnya.

“Saya dikabarinya lewat RW sini oleh komunitas itu,” kata dia.

Lantas, untuk mematiskan bahwa Hernik adalah keluarganya yang dicari, Ita melakukan panggilan video.

Dia menunjukan foto masa kecil saat dirinya dan saudaranya berkumpul.

“Mbak Hernik ingat semua. Nama-namanya bahkan yang sudah meninggal juga ingat,” kata dia.

Atas dasar itu, Ita mematiskan Hernik adalah kakaknya yang hilang 37 tahun lalu.

“Dan kami terimakasih atas bantuan Pak Catur polisi dan Komunitas Anak Bangsa telah memfasilitasi kepulangan mbak,” tutupnya. (bob)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?