Kota Malang, Blok-a.com – Pada bulan September, Kota Malang alami inflasi sebesar 0,18 persen dengan perbandingan per bulan (m-to-m).
Inflasi ini disebabkan oleh kenaikan harga beras yang signifikan. Inflasi tersebut sendiri terhitung sejak September. Per tahunnya, Kota Malang mengalami inflasi hingga 2,27 persen. Hal ini juga diperparah oleh naiknya harga bensin, biaya pulsa ponsel, dan kenaikan harga cabai merah.
“Harga Beras masih mengalami kenaikan. Inflasi komoditas beras pada September 2023 mencapai 6,62 persen,” papar Kepala BPS Kota Malang, Erny Fatma Setyoharini pada (3/10/2023).
Tingginya harga beras dipengaruhi beberapa faktor. Yakni musim tanam gadu, penurunan luas panen, faktor cuaca, terjadinya El Nino serta kebijakan pemberhentian ekspor beras oleh India.
Tidak hanya kenaikan harga beras, namun Kota Malang juga mengalami kenaikan harga cabai merah, ikan tongkol yang diawetkan, kentang, dan semangka. Menurut data BPS secara year on year, inflasi bahan makanan pada September berada di angka 5,38 persen.
Menurut data, lanjut Erny, kenaikan ini juga disebabkan oleh cuaca. BMKG telah memberikan peringatan dini kekeringan meteorologis pada 20 September silam.
“Peringatan Dini Kekeringan Meteorologis, pada tanggal 20 September 2023, Jawa Timur berada pada klasifikasi awas,” beber dia.
Sehingga, pada prediksi peluang Hari Tanpa Hujan (HTH) periode 21 September hingga 2 November 2023, untuk Jawa Timur termasuk Kota Malang minim. Peluang kejadian hujan hanya 90 persen. Hal ini menghambat permulaan musim tanam padi di triwulan 3 yang biasanya dimulai pada Agustus hingga September.
Selain beras, Kota Malang juga mengalami inflasi pada sektor energi pada laporan per bulan September mengalami inflasi sebesar 0,93 persen. Hal ini lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,05 persen.
“Namun, secara year on year, kelompok energi mengalami deflasi sebesar 0,02 persen untuk Kota Malang,” tandasnya. (mg2/bob)