Dongkrak Potensi Pariwisata, Bupati Jelajah Desa Wisata di Malang Selatan

Caption : Bupati Malang, Sanusi bersama rombongan melakukan jelajah di Wisata Sumber Janji terletak di Desa Undakan, Kecamatan Turen (Blok-a.com / Putu Ayu Pratama S)
Caption : Bupati Malang, Sanusi bersama rombongan melakukan jelajah di Wisata Sumber Janji terletak di Desa Undakan, Kecamatan Turen (Blok-a.com / Putu Ayu Pratama S)

Kabupaten Malang, Blok-a.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang terus lakukan upaya untuk dongkrak pontensi pariwisata melalui jelajah desa wisata.

Pada tahun 2023, Kabupaten Malang miliki desa wisata sebanyak 83 desa dengan tiga kriteria. Dari total desa keseluruhan, terdapat tiga desa wisata mandiri, delapan desa wisata manju dan 18 desa wisata berkembang. Sedangkan 21 desa wisata atau sisanya merupakan desa wisata rintisan.

Untuk terus mendorong perkembangan, Bupati Malang, Sanusi terus melakukan upaya peningkatan melalui jelajah desa wisata.

Hal tersebut dilakukan guna memberikan evaluasi, dorongan serta arahan kepada pengolah desa wisata untuk terus mengoptimalkan potensi yang ada.

“Dari hasil evaluasi, perlu menggugah masyarakat untuk bergerak bersama dan membangun daerahnya. Dengan mempercantik desanya, menjadikan warganya semangat, tentu itu akan mengembangkan ekonomi melalui desa wisata,” terang Sanusi saat ditemui Blok-a.com di Desa Undakan, Kecamatan Turen, Selasa (4/07/2023).

Selain melakukan jelajah, lanjut Sanusi, peran Badan Usaha Milik Desa (BumDes) ini juga cukup penting untuk perkembangan desa wisata.

“Bumdes ini penting di setiap desa, desa yang memiliki pariwisata yang maju maka Bumdesnya juga akan mengikuti,” tuturnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang, Purwoto mengatakan, pihaknya terus melakukan pendampingan dan pembinaan untuk mengoptimalkan desa wisata.

“Kami tidak menarget untuk menambah desa wisata. Tapi untuk desa wisata yang sudah ditetapkan, kami lakukan optimalan untuk terus berkembang. Syukur-syukur desa wisata berkembang bisa (update) menjadi desa wisata maju,” terang Purwoto.

Perkembangan desa wisata menurutnya berpegang pada kendali pengelolah wisata itu sendiri. Jika masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi atas perkembangan desa wisata, maka wisata desa tersebut juga akan terus berkembang.

“Kuncinya ada di SDM, ketika masyarakatnya siap dan menyadari desanya memiliki potensi yang bagus, ya mereka secara bersama sama akan menggerakkan dirinya sendiri,” jelasnya.

Tak hanya itu, sebelum dibentuk desa wisata, kata Purwoto, peran serta adanya kelompok sadar wisata (Pokdarwis) dirasa cukup penting untuk perkembangan desa kedepannya.

“Ketika sudah ditetapkan menjadi desa wisata, Pokdarwis yang akan bertanggungjawab menyadarkan masyarakat agar lebih sadar terhadap potensi desa yang ada,” pungkasnya.

(ptu/bob)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?