BPBD Kota Batu Bakal Pasang 15 Alat Pendeteksi Dini Bencana, Dimana Saja?

Tanah Longsor Kota Batu
Tanah Longsor Kota Batu - Foto: ist

KOTA BATU – Daerah Kota Batu yang didominasi topografi perbukitan berkontur miring menjadikan bencana tanah longsor rawan terjadi. Bahkan tak jarang saat musim hujan pergerakan tanah sering terjadi di beberapa titik di Kota Batu yang membuat bencana longsor.

Melihat kondisi tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu melakukan pemetakan di sejumlah wilayah. BPBD Batu juga menargetkan akan kembali memasang 15 unit early warning system (EWS) pendeteksi tanah longsor.

Kepala BPBD Kota Batu Agung Sedayu, mengatakan salah satu wilayah yang dipetakan berada di Kecamatan Bumiaji. Dimana kawasan tersebut berpotensi tinggi terjadinya rawan longsor karena topografinya berkontur miring.

Titik-titik potensi longsor di Kecamatan Bumiaji berada di Sumber Brantas sisi timur laut, Tulungrejo, Gunungsari, Sumbergondo. Kemudian satu titik berada di wilayah Songgokerto tepatnya di kawasan wisata Payung.

“Saat ini sudah ada 4 unit EWS yang telah dipasang. Keempat alat itu, satu berasal dari pengadaan melalui APBD. Satu lainnya bantuan dari BNPB dan dua unit lagi bantuan dari Dinas ESDM Provinsi Jatim,” jelasnya Kamis (31/12).

Lebih lanjut pihaknya juga akan menambahkan pemasangan alat deteksi longsor secara bertahap untuk merealisasikan 15 unit EWS. Secara bertahap alat-alat ini akan di pasang di daerah yang telah dipetakan sebelumnya.

“Pemasangan alat tersebut diprioritaskan pada lokasi yang berada di kelerengan yang rawan bencana. Dan di bawahnya lereng terdapat permukiman dan kerapatan vegetasi mulai berkurang atau jarang,” ujarnya.

“Nanti tahun 2021 kami akan tambah lagi enam unit. Usulan itu sudah dianggarkan dalam keuangan daerah 2021.bahkan pihak legislatif juga telah mendukung progam tersebut sebagai bentuk perlindungan kepada masyarakat,” imbuhnya.

Sedangkan untuk per unitnya alat pendeteksi longsor ini membutuhkan anggaran sekitar Rp 110 juta. Untuk ekstensometer saja sekitar Rp 55 juta dan warning sistemnya sekitar Rp 47 juta.

Sementara untuk cara kerja alat ini yakni dengan mengidentifikasi pergerakan tanah yang dideteksi kabel baja ekstensometer. Kabel baja akan tertarik dan mentransmisikan sinyal ke alat warning system sehingga membunyikan alarm pertanda adanya persegeran tanah atau gerakan tanah di lokasi tersebut.

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?