6 Fakta Perdamaian Israel dan Hamas Akhiri Konflik Berdarah di Gaza

Ilustrasi: tembok pemisah Israel-Palestina di Tepi Barat (foto: atlanticcouncil)
Ilustrasi: tembok pemisah Israel-Palestina di Tepi Barat (foto: atlanticcouncil)

Blok-a.com – Setelah bertahun-tahun dilanda konflik yang menelan banyak korban, akhirnya Israel dan Hamas mencapai kesepakatan damai. Langkah ini menandai titik balik penting dalam sejarah pertikaian di Timur Tengah. Terutama bagi rakyat Palestina yang selama ini hidup dalam ketidakpastian dan penderitaan akibat perang berkepanjangan.

Kesepakatan ini diumumkan secara resmi pada awal Oktober 2025 dengan dukungan dari sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar yang berperan sebagai mediator utama. Meskipun jalan menuju perdamaian masih panjang, banyak pihak menyebut kesepakatan ini sebagai langkah paling konkret menuju stabilitas kawasan dalam dua dekade terakhir.

1. Peran Penting Presiden Donald Trump

Presiden AS Donald Trump menjadi tokoh kunci di balik tercapainya kesepakatan ini. Dikutip dari Truth Social, Trump menyebut peristiwa ini sebagai “hari bersejarah bagi dunia Arab, Islam, dan Israel.”

“Kami berterima kasih kepada para mediator dari Qatar, Mesir, dan Turki yang telah bekerja sama untuk mencapai peristiwa bersejarah ini. Seluruh apresiasi kami sampaikan kepada para pembawa perdamaian,” kata Trump.

Hamas pun menyampaikan apresiasi kepada Trump atas upayanya mengakhiri perang “untuk selamanya.”

2. Pertukaran Tawanan sebagai Simbol Rekonsiliasi

Salah satu poin paling menonjol dalam perjanjian ini adalah adanya kesepakatan pertukaran tawanan antara Israel dan Hamas. Puluhan warga Palestina yang selama bertahun-tahun ditahan di penjara Israel akan segera dibebaskan. Sebagai gantinya, Hamas juga menyerahkan sejumlah sandera yang mereka tahan sejak pecahnya perang pada 2023. Tindakan ini diharapkan menjadi awal dari proses kemanusiaan yang lebih besar dalam upaya penyembuhan luka akibat konflik panjang.

Merujuk laporan, kesepakatan awal ini berisi persetujuan Hamas untuk membebaskan sandera Israel yang diculik sejak 7 Oktober 2023, yang akan ditukar dengan tahanan Palestina. Hamas menyatakan setuju membebaskan 20 sandera hidup-hidup dalam fase pertama ini, ditukar dengan hampir 2.000 tahanan Palestina. Proses pertukaran diperkirakan akan terjadi dalam waktu 72 jam.

3. Israel Akan Tarik Pasukan

Militer Israel (IDF) saat ini sedang bersiap untuk menarik sebagian pasukannya dari Gaza setelah Israel dan Hamas menyepakati gencatan senjata untuk membebaskan para sandera yang tersisa.

“IDF telah memulai persiapan operasional menjelang implementasi perjanjian tersebut. Sebagai bagian dari proses ini, persiapan dan protokol tempur sedang dilakukan untuk segera beralih ke jalur penempatan yang disesuaikan,” kata militer Israel dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP dan Al Arabiya, Kamis (9/10/2025).

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu

4. Hamas Desak Implementasi Segera

Dalam pernyataannya, Hamas meminta agar Israel tidak menunda atau menghindari pelaksanaan isi kesepakatan. Mereka menegaskan bahwa langkah konkret diperlukan agar perdamaian benar-benar terwujud di Gaza.

“Kami mendesak Trump dan semua negara terkait untuk memaksa Israel melaksanakan kewajibannya,” bunyi pernyataan resmi Hamas.

5. Reaksi Positif Dunia Internasional

Dunia internasional menyambut baik kabar perdamaian ini. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menilai perjanjian tersebut sebagai momentum penting yang harus dijaga dengan komitmen tinggi.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyambut baik kesepakatan tersebut dan menyerukan kepada semua pihak untuk “mematuhi sepenuhnya” ketentuan-ketentuan yang ada.

Guterres menekankan bahwa gencatan senjata permanen harus dijamin dan pertempuran harus dihentikan untuk selamanya, sekaligus menuntut pasokan kemanusiaan segera dijamin tanpa hambatan.

Banyak negara menyerukan agar kedua belah pihak memanfaatkan situasi ini untuk memulai dialog jangka panjang yang dapat menghasilkan solusi permanen bagi status Palestina.

6. Tanggapan Perdana Menteri Israel

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberikan pernyataan singkat yang menyambut baik kesepakatan tersebut, menegaskan komitmennya untuk memulangkan semua sandera.

“Dengan pertolongan Tuhan, kami akan memulangkan mereka semua,” ujarnya.

Netanyahu juga mengumumkan akan segera mengadakan rapat kabinet pada hari Kamis (9/10/2025) untuk secara resmi menyetujui tahap pertama kesepakatan Gaza. (mg2)

Penulis: Muhammad Naufal Abiyyu (mahasiswa magang UTM Bangkalan)