5 Fakta Mahasiswa Aceh Usir Paksa Pengungsi Rohingya Hingga Disorot Media Asing

Pengungsi Rohingya (foto: Chaideer Mahyuddin/AFP)

Blok-a.com – Ratusan mahasiswa dari berbagai universitas di Aceh menggelar demonstrasi menolak keberadaan etnis Rohingya di gedung Meuseuraya Aceh (BMA), Rabu (27/12/2023).

Aksi unjuk rasa tersebut viral di media sosial lantaran para mahasiswa sempat melakukan tindakan anarkis dengan menyerbu lokasi pengungsian dan membuat para pengungsi histeris.

Demonstrasi tersebut merupakan bentuk kekecewaan para mahasiswa lantaran hingga saat ini pemerintah belum ambil tindakan tegas untuk para pengungsi Rohingya.

Dirangkum Blok-a.com, Kamis (28/12/2023), berikut deretan fakta terkait persoalan mahasiswa di Aceh yang usir paksa pengungsi Rohingya.

1. Demo Berjalan Ricuh

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, demo yang digelar oleh ratusan mahasiswa ini sempat berjalan rusuh. Dalam video yang beredar di media sosial, mereka tampak menerobos masuk ke lokasi pengungsian dengan suara teriakan.

Tak hanya itu, para mahasiswa yang mengenakan almamater hijau tersebut terlihat menendang barang dan melempari para pengungsi dengan botol plastik.

Aksi unjuk rasa ini sebelumnya sempat dihadang oleh sejumlah polisi yang berjaga di BMA. Namun, banyaknya mahasiswa yang datang membuat aparat tidak bisa berbuat banyak.

2. Pengungsi Histeris

Melihat kerusuhan tersebut, para pengungsi yang mayoritas perempuan dan anak-anak hanya bisa menangis histeris karena ketakutan.

Petugas gabungan yang ada di lokasi pun membentuk barikade di depan para pengungsi, agar massa tak melakukan kerusuhan lebih lanjut.

3. Dipindah ke Kantor Kemenkumham

Usai sempat terjadi kerusuhan, para pengungsi Rohingya yang berjumlah sekitar 137 orang akhirnya dipindahkan ke kantor Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Aceh dengan menggunakan dua truk.

Saat ini, para pengungsi Rohingya tersebut sudah berada di halaman depan kantor Kemenkumham Aceh, dan belum ada kepastian apakah diterima atau ada kebijakan lainnya.

4. Tanggapan UNHCR

United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) mengaku kecewa atas serangan yang dilakukan mahasiswa terhadap para pengungsi. Mereka pun meminta aparat hukum untuk mengambil tindakan, agar kejadian ini tak terulang kembali.

“UNHCR, Badan Pengungsi PBB, sangat prihatin melihat serangan massa di lokasi penampungan keluarga pengungsi yang rentan,” tulis UNHCR dalam laman resminya.

“Menyerukan kepada aparat penegak hukum setempat untuk mengambil tindakan darurat guna memberikan perlindungan bagi semua individu dan staf kemanusiaan yang putus asa,” lanjutnya.

Lebih lanjut, UNHCR menjelaskan bahwa serangan ini bukanlah sebuah tindakan yang terisolasi, melainkan hasil dari kampanye online yang berisi misinformasi, disinformasi dan ujaran kebencian.

5. Disorot Media Asing

Aksi unjuk rasa mahasiswa Aceh yang mengusir paksa pengungsi Rohingya ini bahkan menjadi sorotan media asing, yakni Al Jazeera.

“#PelajarIndonesia menuntut #pengungsiRohingya dari #Myanmar dideportasi,” tulis keterangan unggahan Al Jazeera dikutip Blok-a.com.

Selain disorot media asing, pengusiran etnis Rohingya ini juga menuai kritikan dari warganet. Banyak dari mereka yang menyayangkan tindakan tersebut, mengingat para pengungsi didominasi oleh kaum wanita dan anak-anak.

(hen)

Baca berita ter-update di Google News Blok-a.com

Ikuti juga saluran Whatsapp kami

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?