Blok-a.com – Baru-baru ini media sosial dihebohkan dengan kasus seorang bayi prematur di Tasikmalaya, Jawa Barat, yang meninggal usai diduga jadi korban malpraktik pihak klinik.
Kasus tersebut viral usai diunggah oleh akun Instagram @nadiaanastasyasilvera. Dalam unggahannya, pemilik akun menceritakan soal pengalaman pahit yang dialami keluarganya di salah satu klinik di Tasikmalaya.
Dirangkum Blok-a.com, Selasa (21/11/2023), berikut deretan fakta terkait kasus bayi prematur di Tasikmalaya yang meninggal usai diduga jadi korban malpraktik klinik.
1. Awal Mula Kejadian
Berdasarkan kronologi yang dijelaskan dalam unggahan @nadiaanastasyasilvera, kejadian ini bermula saat ibu korban, Nisa Armila menjalani persalinan di sebuah klinik bernama Alifa pada 13 November 2023 lalu.
Sebelum melahirkan, Nisa sempat diminta pulang oleh pihak klinik, karena dianggap masih dalam pembukaan dua, padahal saat itu kondisi Nisa sudah menunjukkan keadaan lemas.
“Lalu pukul 20.00 WIB saya bawa kembali istri saya ke klinik karena kondisi istri saya sudah tidak bisa lagi menahan sakit di perutnya. Di Klinik istri saya tidak dilayani dengan baik oleh bidan jaga, ia terus bermain handphone tidak memperdulikan istri saya yang kesakitan,” tulis Erlangga selaku suami.
Singkat cerita, bayi pasangan Nisa dan Erlangga pun lahir pada pukul 22.00 WIB dengan berat awal 1,7 kg, namun pihak klinik tidak memberikan secara rinci terkait kondisi bayi saat dilahirkan.
2. Tak Dirawat dengan Baik
Erlangga juga menjelaskan bahwa selama proses persalinan, Nisa tak ditangani dengan baik. Bahkan, ia mengaku jika istrinya dijadikan sebagai bahan praktek kepada mahasiswa yang tengah belajar di klinik tersebut.
“Bidan jaga tersebut malah menjadikan istri saya bahan praktek kepada mahasiswa yang sedang praktek di klinik tersebut,” tulis Erlangga.
Setelah proses persalinan selesai, Erlangga menuturkan jika bidan di klinik tersebut juga menghiraukan keadaan Nisa yang dipenuhi oleh darah. Kerabat Erlangga lah yang membantu Nisa membersihkan diri.
“Istri saya di biarkan tidak di rawat dengan baik pasca melahirkan,masih banyak sisa darah di badan istri saya,di punggung, di perut di kaki semuanya,sama sekali tidak di bersihkan,” lanjut Erlangga.
3. Bayi di Inkubator Tak Sesuai Prosedur
Proses perawatan sang bayi juga dinilai janggal lantaran pihak klinik hanya menempatkan bayi tersebut ke dalam inkubator sederhana.
“Sepengetahuan saya,bayi dengan berat kurang dari 2Kg itu harus di inkubator dengan alat inkubator yang sesuai standar medis,ini hanya alat inkubator sederhana,” jelas Erlangga.
“Dan yang parah nya anak saya di inkubator dalam posisi memakai baju 2 lapis,di pakaikan sarung tangan dan pernel bayi,” sambungnya.
4. Diduga Dijadikan Konten Tanpa Izin
Selama menjalani perawatan, bayi ini diduga dijadikan sebagai model dalam konten pemotretan ‘baby born’ dimana seharusnya ia dirawat secara intensif.
“Bayi 1,5KG kalian beginikan tanpa ada ijin dari pihak keluarga,tanpa ada pemberitahuan dari pihak keluarga. Yang harus nya ini bayi di inkubator dan di berikan perawatan yang intensif malah kalian buat review dan konten. Dimana hati nurani kalian ????????? Ini manusia loh bukan binatang !!!,” tulis unggahan @nadiaanastasyasilvera.
Dalam foto dan video yang dibagikan, bayi tersebut terlihat dibalut dengan kain dalam kondisi terlungkup. Kemudian tertera sebuah kartu ucapan yang bertuliskan ucapan selamat atas kelahiran sang bayi.
5. Bayi Meninggal Dunia
Sehari setelah persalinan, tepatnya pada 14 November 2023 pukul 08.00 WIB, sang bayi diperbolehkan pulang oleh pihak klinik. Bidan juga memberi tahu bahwa anaknya dalam kondisi normal dan sehat.
Namun, pihak klinik tidak memberikan surat kepulangan atau surat pernyataan bahwa bayi tersebut sudah boleh dirawat di rumah.
Setelah tiba di rumah, bayi sempat BAB pada pukul 18.00 WIB, namun dua jam kemudian sang istri menangis karena melihat jantung sang bayi sudah tidak bergerak.
Erlangga pun langsung membawanya kembali ke klinik hingga anaknya kemudian dinyatakan telah meninggal dunia. Tak ada penjelasan dari pihak klinik soal penyebab anaknya meninggal dunia. Anaknya bahkan tak diberi surat kematian.
Dari sana, Erlangga bergegas menuju ke RS Jasa Kartini Tasikmalaya karena berharap anaknya masih hidup. Di sana, anaknya sempat ditangani hingga dinyatakan meninggal dunia dan diberi surat kematian.
(hen)