Surabaya, blok-a.com – Satu korban perahu tambang atau perahu penyeberangan yang tenggelam Sungai Brantas di Jalan Raya Mastrip Kemlaten, Kebraon, Surabaya, hingga kini masih belum ditemukan.
Salah satu pemilik perahu, Sumanto mengatakan pihaknya akan bertanggung jawab sepenuhnya atas insiden ini.
Sumanto mengatakan, usaha perahu tambang ini dimiliki oleh enam orang dalam satu keluarganya.
“Enam orang, ini istilahnya milik keluarga jadi turun temurun. Saya tetap bertanggung jawab lah istilahnya,” kata Sumanto kepada wartawan di lokasi kejadian, Sabtu (25/4/2023).
Sumanto juga belum mengetahui penyebab bocornya perahu penyeberangan tersebut. Ia mengaku selama ini rutin merawat perahu tersebut.
“Perawatannya intens, sering dilihat, kalau ada bocor sedikit mesti kita atasi,” ujar Sumanto.
Bahkan, Sumanto juga baru mengecek kondisi perahunya seminggu yang lalu.
“Ada khusus maintenance satu orang, sering tak suruh ngelihatin, kalau ada yang bocor atau ngembes,” lanjutnya.
“Kapasitasnya kalau perahu ini, sepeda motor, kira-kira sekitar 10-an,” ujar Sumanto.
Diketahui, saat tenggelam perahu tersebut dinaiki 13 orang, yang terdiri dari 11 penumpang dan 2 operator. Satu korban hilang sementara korban lain berhasil menyelamatkan diri.
Arus sungai Brantas yang deras membuat warga kesusahan menuju ke tepian.
Kepala BPBD Surabaya Laksita Rini Febriani mengatakan pihaknya bersama Satpol PP, Damkar dan BPBD serta jajaran samping masih terus melakukan pencarian korban yang hilang akibat perahu tenggelam.
“Kita masih melakukan proses pencarian. Jadi infonya ada 11 penumpang, kemudian 2 pengemudi. Yang sudah ditemukan ada 10, yang dua ada di rumah sakit sedangkan dalam tahap pencarian ada 1,” kata Rini.(lio)