Kopi Keliling Jadi Trend, Pemilik Cafe Untung atau Rugi?

Kopi Keliling Tren Baru Ngopi

Kota Malang, Blok-a.com – Belakangan ini tren berjualan kopi keliling semakin gencar di sekitar Kota Malang. Tempat berkumpulnya penjual kopi keliling seringkali dijumpai di sekitar Jalan Veteran arah pintu masuk kampus UB.

Fenomena kopi gerobak keliling kekinian adalah sebuah inovasi di industri kopi yang menghadirkan konsep baru dalam menjajakan kopi. Berbagai inovasi dari para pelaku usaha kopi keliling berhasil menarik minat konsumen, mulai dari gerobak motor dan motor elektrik yang berkeliling sekitar Kota Malang. 

Dengan kehadiran berbagai macam merk kopi keliling, apakah akan berpengaruh terhadap pemilik cafe di sekitar lingkungan tersebut? 

Blok-a.com mencoba bertanya ke beberapa cafe dan warung kopi yang di sekitarnya banyak dijumpai penjual kopi keliling.

Sekar, salah satu pemilik cafe setempat, memberikan tanggapan mengenai fenomena tersebut. Menurut Sekar, banyaknya kopi keliling ini cukup berpengaruh terhadap omzet harian cafenya.

“Memang berdampak bagi saya selaku pemilik dari cafe ini. Biasanya dalam satu hari bisa mendapat omzet Rp2 sampai Rp3 juta, sekarang menurun menjadi Rp500 sampai Rp1 juta,” ungkap Sekar,  pemilik cafe VOC.

Namun pendapat berbeda disampaikan pemilik warkop, Tian. Dia menjelaskan, banyaknya jenis kopi keliling tidak terlalu berpengaruh terhadap penghasilan warungnya. Lantaran warung Tian mulai beroperasi di sore hari.   

“Meskipun banyak jenis merk kopi keliling itu tidak terlalu berpengaruh terhadap penghasilan warung saya dalam kurun waktu satu bulan, itu karena warung saya mulai buka sore hari  pukul 17.00 – 00.00 WIB,” ujar Tian, pemilik warkop Santuy.

Tian menjelaskan bahwa fokus usahanya lebih kepada menjaga kualitas rasa dan suasana bersahabat. Hal itu menjadi ciri khas Warkop Santuy dan paling sering dikunjungi para ojek online yang sedang menunggu mendapat pesanan. 

“Pelanggan yang sering nongkrong di tempat kami yaitu para ojek online yang sudah nyaman dengan suasana warkop sederhana kami, jadi menurut saya tren kopi keliling justru menjadi pelengkap saja di dunia kopi,” tambahnya.

Penulis: Anwar Arya Wijaya (Mahasiswa Magang UTM)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?