Banyuwangi, blok-a.com – Gelaran Talk Show dalam rangka peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2025 yang digelar secara kolaboratif oleh GMDM dan YAN LPSS Banyuwangi menjadi panggung sinergi berbagai pihak untuk memperkuat komitmen dalam memerangi penyalahgunaan narkoba.
Mengangkat tema “Sinergi dan Aksi Nyata Menuju Banyuwangi Bersinar (Bersih dari Narkoba)”, acara tersebut dihadiri sejumlah panelis utama dan tokoh penting daerah, termasuk Kepala BNNK Banyuwangi Kombes Pol Faisol Wahyudi, Kasatresnarkoba Polresta Banyuwangi AKP Nanang Sugiyono, Kasi Pidum Kejari Banyuwangi Agus Hariono SH, Kepala Bakesbangpol Banyuwangi R. Agus Mulyono, Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Amir Hidayat, serta Pengasuh Ponpes Al Anwari KH Ahmad Shidik. Ketua STIKES Banyuwangi, Dr. Soekardjo, juga turut hadir dalam kesempatan tersebut.
Namun, ketidakhadiran Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Banyuwangi, Henik Setyorini, tanpa keterangan yang jelas sempat menjadi sorotan. Pasalnya, Dinsos memiliki peran strategis dalam aspek rehabilitasi sosial bagi korban penyalahgunaan narkoba.
“Ketidakhadiran Kadinsos bukan sekadar soal protokoler. Ini soal tanggung jawab moral. Kalau pun berhalangan, setidaknya ada pemberitahuan atau kirim perwakilan. Tapi ini benar-benar kosong. Seberapa serius Dinsos menangani rehabilitasi korban narkoba?” tegas Cinta Arum De Yure, Finalis Duta Anti Narkoba Granat Jawa Timur 2022, saat menyampaikan kritik di hadapan tamu undangan, Senin (30/6/2025).
Ketidakhadiran Dinsos juga kembali disinggung dalam suasana talk show yang berlangsung penuh semangat tersebut.
“Semua pihak sudah menunjukkan kehadiran dan kepeduliannya dalam perang melawan narkoba. Sayangnya, instansi yang seharusnya terdepan dalam aspek rehabilitasi malah absen,” lanjut Cinta, yang kini sedang menempuh studi S1 Hukum di Universitas Jember (Unej).
Acara dibuka oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat MY. Bramudya, yang dikenal dengan sebutan “Pak ASU” (Asisten Segala Urusan), mewakili Bupati Banyuwangi. Ketua pelaksana Herman Sjahthi, Ketua GMDM Banyuwangi Risky Halim, dan Ketua LPSS Hakim Said menyampaikan pesan penting terkait urgensi gerakan masyarakat anti-narkoba.
Dalam sesi pemaparan, Dr. Soekardjo menegaskan pentingnya keterlibatan dunia pendidikan dalam upaya preventif.
“Kami siap menjadikan STIKES sebagai benteng akademis dan sosial untuk edukasi anti-narkoba. Tapi sinergi mutlak diperlukan,” ujarnya.
Menutup acara, KH Moh. Ikrom Hasan, tokoh agama sekaligus mantan legislator, membawakan doa dan menegaskan pentingnya moralitas sebagai fondasi utama kebijakan publik dalam melawan narkoba.
Hingga berita ini ditayangkan, Kepala Dinas Sosial Banyuwangi, Henik Setyorini, belum memberikan klarifikasi terkait ketidakhadirannya dalam Talk Show Peringatan HANI 2025.(kur/lio)