Banyuwangi, blok-a.com – Penutupan Jalur Gumitir yang merupakan bagian dari proyek preservasi jalan nasional oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur–Bali berdampak langsung pada aktivitas perdagangan hewan ternak di Pasar Hewan Glenmore, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi.
Pada hari pasaran Jumat (25/7/2025), para pedagang kambing dan sapi mengeluhkan sepinya pembeli dari luar kota.
Salah satu pedagang sapi asal Kecamatan Siliragung, Yono Suwardi (42), mengaku biasanya membawa 8 hingga 10 ekor sapi saat hari pasaran. Namun sejak penutupan Jalur Gumitir, ia hanya membawa satu ekor karena menurunnya jumlah pembeli.
“Sebelumnya, setiap hari pasaran di Pasar Hewan Glenmore, barang dagangan saya biasanya 8–10 ekor sapi habis terjual oleh pembeli dari luar kota yang datang dari Kabupaten Jember, Probolinggo, Pasuruan, dan Kabupaten Malang. Namun hari ini saya hanya bawa 1 ekor, lantaran sepi pembeli,” keluhnya saat dikonfirmasi blok-a.com.
Keluhan serupa disampaikan Rudi, pedagang kambing asal Desa Glenmore. Ia mengaku tetap menjual kambing meski merugi hingga Rp100 ribu per ekor, karena tidak mampu menanggung biaya pakan jika kambing tidak segera dijual.
“Dampak penutupan Gumitir, karena tidak ada pembeli langganan dari luar kota, kambing yang saya jual antar pedagang lokal, meski mengalami kerugian Rp100 ribu per ekor tetap saya lakukan. Sebab kalau dipertahankan hingga dua bulan ke depan, saya tidak mampu biaya pakannya,” ujar Rudi.
Koordinator Pasar Hewan Glenmore, Habibi, membenarkan kondisi tersebut. Menurutnya, jumlah hewan yang masuk ke pasar menurun drastis hingga 50 persen akibat gangguan akses dari arah Jember.
“Saat ini jumlah hewan sapi dan kambing yang datang di Pasar Hewan Glenmore menurun drastis hingga 50 persen,” ungkap Habibi.
Ia menjelaskan, pada hari-hari normal, pedagang kambing biasanya membawa 10 hingga 15 ekor, namun kini hanya 5–7 ekor. Sementara untuk sapi, yang biasanya 5–8 ekor, kini hanya 2–4 ekor.
Habibi juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dampak jangka panjang, tidak hanya bagi pedagang tetapi juga terhadap pendapatan retribusi pasar yang diterima pemerintah daerah.
“Baru di minggu pertama imbas penutupan Gumitir, pendapatan retribusi pasar hewan sudah turun 50 persen. Bagaimana nanti di minggu berikutnya? Jadi bukan hanya para pedagang yang mengalami kerugian, namun juga pemerintah daerah,” tegas Habibi.(kur/lio)