blok-a.com – Jika Anda khawatir dengan penuaan, Anda bisa mencoba air keabadian yang berada di sebuah candi di antara Kabupaten Pasuruan dan Mojokerto.
Air di candi di Kabupaten Pasuruan tersebut dipercaya sejak jaman dulu, bahwa siapa yang menggunakannya akan anti penuaan.
Bagaimana bisa?
Di daerah pegunungan yang ada di antara Kabupaten Pasuruan dan Mojokerto Jawa Timur terdapat lokasi yang bersejarah unik.
Kepercayaan terhadap hal-hal mistis bukan lagi hal yang asing bagi masyarakat di Indonesia, tidak terkecuali bagi masyarakat Jawa, termasuk masyarakat di wilayah Kabupaten Pasuruan Jawa Timur.
Kepercayaan seperti itu biasanya didasari dengan adanya sejarah tertentu, baik itu berkaitan dengan Dewa-dewa maupun kerajaan di masa lampau.
Termasuk situs sejarah satu ini, dipercaya bahwa air yang berada di sini memiliki khasiat yang bahkan bisa membawa ‘keabadian’.
Tentu bukan dalam artian yang sebenarnya, seperti yang dilansir blok-a.com dari video kanal YouTube Asisi Chanel yang diunggah pada 22 Juli 2022.
Lokasi air keabadian ini berada di Candi Belahan di sisi timur Gunung Suci Penanggungan atau Gunung Pawitra di anatara Kabupaten Pasuruan, dan Mojokerto.
Diketahui bahwa situs tempat air keabadian ini berada, dibangun bersamaan dengan saat Kekaisaran Bizantium mencapai puncak penaklukannya.
Bagi yang tidak tahu, Kekaisaran Bizantium sering juga disebut sebagai Kekaisaran Romawi Timur dan merupakan salah satu kerajaan terbesar yang pernah ada dalam sejarah.
Candi Belahan sendiri tepatnya terletak di Dusun Belahan Jowo, Wonosunyo, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Air yang berada di Candi Belahan ini dipercaya oleh masyarakat Jawa Klasik merupakan air keabadian yang dinamakan Tirta Amerta, yang menjadi minuman para dewa.
Di Candi Belahan terdapat dua arca yang sebenarnya ‘jaladwara’ atau saluran air, yang di bagian tengah kedua arca tersebut konon terdapat arca Wisnu yang terkadang diidentikan dengan Airlangga.
Kedua arca tersebut dianggap sebagai arca Dewi Sri dan arca Dewi Laksmi yang merupakan pasangan Dewa Wisnu.
Air yang memancar dari arca tersebut sangat jernih, bahkan sekalipun ditempatkan di wadah yang terpisah dalam waktu satu minggu, air tersebut tidak akan berubah.
Dan mitosnya air di sini bisa membawa keabadian, dalam artian bisa melawan penuaan.
Selain itu airnya juga dipercaya memiliki manfaat untuk kesehatan, sehingga tidak sedikit warga yang memanfaatkan air tersebut.
Tempat di situs sejarah itu sangat bersih dan nyaman. Akan tetapi mengenai kapan situs petirtaan tersebut dibangun dan siapa yang membangun masih tidak jelas.
Hal itu dikarenakan terdapat beberapa pendapat yang berbeda.
Salah satunya ada yang meyakini bahwa situs tersebut dibangun pada masa Raja Airlangga yang berdarah Bali memerintah Pulau Jawa.
Ada juga yang berpendapat bahwa situs ini sudah ada sejak sebelum zaman Raja Airlangga, yaitu pada masa kerajaan Medang. (bob)