KOTA BATU – Tingkat fatalitas covid-19 di Kota Batu cukup rendah dan masih dapat terkendali. Hal ini terlihat dari antrean pemulasaran jenazah Covid-19 yang tidak perlu berjam-jam seperti di Kota Malang. Bahkan dalam sehari tim pemulasaran jenazah hampir tidak bekerja karena tidak adanya jenazah Covid-19.
Hal ini diungkapman Ketua Markas Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Batu, Abdul Mutolib PMI Kota Batu yang menjadi salah satu tim pemulasaran jenazah Covid-19. Tholib mengatakan per harinya rata-rata pemulasaran jenazah pasien Covid-19 hanya berkisar 1-2 jenazah saja.
“Terkadang sehari itu malah tidak ada yang pemulasaran jenazah. Namun, pernah sekali melakukan pemulasaraan hingga 6 jenazah. Tetapi hanya sekali itu saja yang paling banyak, hari-hari berikutnya paling banyak 2-3 jenazah saja,” ungkap Tholib, Selasa (26/1).
Tholib menambahkan untuk Kota Batu saat ini sudah ada dua tim yang melakukan pemulasaran jenazah. Setiap timnya terdiri dari 8 orang, dengan rincian PMI 4 orang, pihak Kecamatan 3 orang dan 1 orang sari Kemenag Kota Batu sebagai modin atau pembaca doa.
“8 orang tersebut merupakan tim utama, atau tim inti. Sedangkan untuk tim kedua terdiri dari unsur Tagana dan masyarakat. Yang anggotanya juga berjumlah sebanyak delapan orang. Total dari dua tim ini ada 16 orang yang standby,” katanya.
Meski begitu, dua tim ini akan sama-sama turun ketika melakukan pemulasaraan jenazah Covid-19. Hal ini dikarenakan kondisi medan yang berada di kawasan pegunungan, membuat tim pemulasaran jenazah Covid-19 cukup kewalahan.
“Kalau turun hanya satu tim saja tidak mampu jika harus menghadapi medan berat. Maka perlu tambahan bantuan, kerjanya langsung dua tim, 16 anggota kerja bareng,” imbuhnya.
Sementara itu melihat banyaknya pemulasaran jenazah pasien Covid-19 di Kota Malang, tim dari Kota Batu pun akhirnya berinisiatif untuk mengambil sendiri pasien Covid-19 asal Kota Batu yang meninggal di salah satu RS Kota Malang. Hal ini dilakukan untuk membantu meringankan beban tim pemulasaran jenazah Kota Malang yang sudah kewalahan.
“Sebelunya kalau ada pasien yang meninggal asal Kota Batu maka akan diantar langsung sama tim pemulasaran dari Kota Malang. Namun melihat kewalahan mereka akhirnya kami memutuskan untuk mengambil secara mandiri. Ini juga untuk meringankan beban mereka juga,” beber Tholib.
Sedangkan untuk proses pemulasaran dilakukan paling cepat satu jam lamanya mulai dari korban meninggal hingga penggalian kubur. Pasalnya petugas pemulasaran akan datang ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) ketika penggalian kubur telah selesai dilakukan.
“Kalau yang gali kuburnya cepet yang satu jam selesai. Tapi kadang kan ada yang lama bisa sampai tiga jam baru selesai semua, itu sudah paling lama,” imbuhnya.
Dirinya juga mengungkapkan, hingga saat ini pihaknya telah melakukan pemulasaraan jenazah Covid-19 Kota Batu sebanyak 126 orang. Sementara itu, semenjak penerapan PPKM diberlakukan. Kota Batu hanya mengalami penambahan pasien meninggal akibat Covid-19 sebanyak empat orang.