Pangkas Waktu Penyemprotan Pupuk, Petani di Malang Pakai Drone

Drone Sprayer alat canggih untuk menyemprotkan pupuk di ladang perswahan (Blok-a.com/ Putu Ayu Pratama S)
Drone Sprayer alat canggih untuk menyemprotkan pupuk di ladang perswahan (Blok-a.com/ Putu Ayu Pratama S)

Kabupaten Malang, Blok-a.com – Memaksimalkan teknologi dalam proses pertanian, petani di Kabupaten Malang mulai memanfaatkan drone sprayer guna membantu penyemprotan pupuk di lahan persawahan.

Salah satu petani tebu Desa Sukonolo, Kecamatan Bululawang, Sukoyo mengatakan, alat tersebut membantu mempercepat kerja petani dalam penyemprotan pupuk.

Dikatakan Sukoyo, alat tersebut dinilai cukup efisien. Sebab, drone raksasa itu dapat memangkas waktu hampir 99 persen dari penyemprotan manual.

“Kalau penyemprotan manual satu hektare hampir seharian, kalau menggunakan alat drone sprayer cukup dengan hitungan menit sudah beres,” tutur Sukoyo saat ditemui Blok-a.com, Sabtu (1/07/2023).

Dikatakan Sukoyo, biaya penyemprotan tersebut relatif lebih murah dibandingkan jika menggunakan jasa petani. Biaya jasa petani sekitar Rp250 ribu per bidang sawah seluas satu hektare.

“Biaya jasa petani sekitar Rp75 ribu per hari satu petani. Kalau satu hektare lebih dari dua pekerja jadi memerlukan biaya cukup besar,” jelasnya.

Teknologi Drone Sprayer dalam Pertanian

Terpisah, operator drone, Syamsul Muarifin mengatakan, penerapan drone sprayer ini harus dikenalkan ke masyarakat luas untuk mempermudah pekerjaan petani.

“Dengan teknologi ini mempercepat proses pemupukan atau pengendalian hama pada lahan pertanian,” tuturnya.

Tak hanya diperuntukkan dalam penyemprotan lahan tebu, lanjut Syamsul. Alat tersebut juga dapat dimanfaatkan pada tamanan lain, seperti, padi, jagung dan lain sebagainya.

Ditambahkan Syamsul, proses awal penggunaan drone sprayer ini dimulai dengan memasang signal tripod di sekitar lahan. Kemudian dilakukan pemetaan lahan menggunakan drone kecil.

Selanjutnya, pengisian obat atau pupuk yang akan disemprotkan. Penyemprotan pun dilakukan pada bagian atas tanaman.

“Kalau semua sudah siap, drone langsung naik dan itu sudah autopilot karena wilayah sudah disesuaikan melalui drone kecil sebelumnya,” terangnya.

Dalam proses pengerjaan, drone di-setting terbang sekitar tiga meter di atas tanaman dan bergerak secara mengarsir lurus. Dalam sekali terbang, baterai drone bisa bertahan selama 30 menit untuk menyebarkan pupuk cair secara merata.

Selain untuk mempermudah proses pekerjaan petani, kata Syamsul. Teknologi canggih pertanian ini diciptakan guna menarik minat generasi milenial. Agar menumbuhkan keinginan mereka untuk terjun menggeluti bidang pertanian.

“Selain mempercepat petani, teknologi pertanian ini juga sebagai bentuk menarik minat kawula muda, agar ingin terjun ke dunia pertanian, dengan begitu dapat menciptakan petani indonesia yang maju, serta dapat mendapatkan hasil pertanian dengan kualitas yang tinggi,” pungkasnya. (ptu)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?