KOTA MALANG – Aremania kini mencari solusi bagaimana menyelesaikan dualisme Arema yang sudah terjadi selama 9 tahun ke belakang.
Solusi tersebut bisa ditemukan ketika pengurus yayasan Arema Indonesia ditemukan. Namun, hingga kini masih misterius siapa jajaran pembina tersebut.
Tidak ada legal standing yang jelas siapa pemegang Ketua Dewan Pembina Yayasan Arema Indonesia itu.
Untuk menjawab siapa Ketua Dewan Pembina Yayasan Arema Indonesia yang resmi, mantan Ketua Dewan Pembina Yayasan Arema Darjoto Setyawan menjelaskan secara rinci siapa seharusnya penanggung jawab Yayasan Arema Indoensia.
Hal itu ia katakan di podcast ABM Inside di media sosial Youtube, Rabu (17/2).
Pada tahun 2009, PT. Bentoel yang memiliki Yayasan Arema indonesia waktu itu menyerahkan kepengurusan ke konsorium.
Alasannya PT. Bentoel ingin media baru untuk lahan sponsor baru. Waktu itu kepemilikan PT. Bentoel di bawah Rajawali Group berpindah tangan.
Pemilik PT. Bentoel yang baru tidak ingin menjadikan dunia sepak bola untuk sponsor lagi.
“Bentol ingin media baru untuk sponsorship.Sehingga diputuskan 2009 adalah tahun terakhir,” kata Darjoto.
Untuk melepaskan seluruh kepemilikan Yayasan Arema Indonesia itu, Darjoto menghadap ke Juragan Properti di Malang, Iwan Kurniawan untuk meminta saran.
Menurut Darjoto, Iwan memiliki jasa besar terhadap perkembangan Arema waktu itu.
“Kami juga melaporkan pengunduran diri ke Pak Andi Darussalam (eks manajer Arema) juga,” kata dia.
Dalam hasil meminta saran ke Iwan Kurniawan dan Andi Darussalam tersebut, konsorium yang dipilih adalah Pemerintah Daerah (Pemda) Malang Raya.
“Yang kita pikirkan adalah Pemda Malang Raya. Kota Malang sulit karena dikelola Persema. Kota Batu pun tidak tertarik,” kata dia.
Alhasil, Pemerintah Kabupaten Malang waktu itu yang tertarik. Dipilihlah Bupati Malang saat itu, Rendra Kresna sebagai salah satu pembina yayasan.
“Sementara untuk pembina yayasan lain ada nama pak M. Nur (Eks Sekda Kota Malang) yang waktu itu dipilih karena dedikasinya terhadap sepak bola,” kata Darjoto.
Namun, yang menjadi pertanyaan, kata Darjoto, waktu perpindahan tangan kepengurusan yayasan belum juga dipilih Ketua Dewan Pembina atau Ketua Yayasan Arema Indonesia.
“Pak Iwan, pak Rendra dan yang lain yang hadir (dalam rapat perpindahan pengelola Yayasan Arema Indonesia) belum mendapat satu figur yang tepat pemegang kendali penuh Arema,” tutur dia.
Namun, kata Darjoto, seharusnya waktu itu yang cocok untuk menjadi Ketua Dewan Pembina Yayasan Arema Indonesia adalah Iwan Kurniawan. Iwan dirasa cocok karena sejak pengalihan Arema dari Yayasan ke PT Bentoel pada tahun 2003 hingga 2009 berjasa besar.
“Namun waktu itu pak Iwan masih mikir. Jadi saat pengunduran diri saya, pengganti saya sebagai Ketua Dewan Pembina Arema belum ditunjuk,” kata dia.
Discussion about this post