Kota Malang, blok-A.com – Surya Darma Paloh memiliki kriteria pemimpin di Pilpres 2024, ia mengatakan kriteria yang cocok untuk saat ini adalah pemimpin yang ramah tamah serta yang dapat membangun bangsa Indonesia untuk bergarak lebih maju. Senin (25/07/2022).
Surya Darma Paloh, hadiri acara Orasi Ilmiah Promovendus Pemberian Doktor Kehormatan (Honoris Causa) pada Senin 25 Juli 2022 bertempat di Gedung Samantha Krida, Universitas Brawijaya.
Dalam pidatonya, ia menyinggung mengenai pilpres 2024.
Diawal ia menjelaskan mengenai pemilu, pemilu menurut Surya Paloh merupakan suatu mekanisme yang telah disepakati bersama sebagai upaya melakukan pergiliran kekuasaan agar ia tidak menjadi monopoli satu pihak atau satu kelompok politik semata.
Ia juga mengatakan banyak kalangan yang menyebut bahwa tahun 2022 merupakan tahun politik. Ia tidak sependapat mengenai pernyataan tersebut.
“Banyak kalangan yang menyebut bahwa tahun 2022 merupakan tahun politik, padahal secara tidak langsung setiap harinya kita berpolitik,” ujarnya.
Namun, ia memaklumi akan hal tersebut karena sebutan itu merujuk pada momentum pilpres 2024.
Selanjutnya, ia menyinggung mengenai dua persoalan bangsa saat ini.
Persoalan pertama, yakni polarisasi sosial dan kebencian yang merupakan dampak dari kontestasi politik yang menggunakan eksploitasi politik identitas di berbagai lapisannya.
Permasalahan kedua, yakni situasi pascapandemi Covid-19 yang tidak hanya telah mendisrupsi beberapa sendi kehidupan sosial dan kesehatan individu namun juga menghadirkan krisis keamanan dan pangan dunia.
Oleh karena itu, Surya Paloh mengajak agar segala upaya dan strategi yang telah dilakukan oleh Pemerintah harus kita apresiasi.
Ia juga mengingatkan kembali bahwa, kolaborasi harus menjadi semangat baru kita pascapandemi ini.
Diakhir Surya Darma Paloh juga menegaskan mengenai kriteria pemimpin dari Partai Nasdem.
Ia berhap, siapapun yang akan menawarkan diri akan konsisten dari ucapan dan perbuatannya. Dan mampu memberi nilai atas dasar keteladanannya perilaku dan sikap yang memumpuni.
“Jika kita berbicara sikap yg memumpuni itu relatif sekali, tapi yang menjadi parameter adalah yang dapat di harapkan, serta siapa pun yang menawarkan dirinya kita harapkan mampu memberikan suatu yang membangun bangsa kita dan memiliki semangat pengorbanan,” ungkapnya.
Surya Paloh juga menambahkan, ia membutuhkan pemimpin yang dapat ngeimplementasikan pemikirannya untuk bangsa Indonesia.
“Bisa dengan menawarkan pemikiran pemikirannya dengan tersenyum bukan marah marah itu penting, karena saat ini kita lagi rindu terhadap keramah tamahan pemimpin bangsa indonesia,” singgungnya.
Ia juga mengatakan, bangsa Indonesia membutuhkan sosok pemimpin dengan keramah tamahannya.
“Jika kita para pemimpin memiliki style kenceng, pemimpin elit elit partai ini style kenceng dan marah marah saja, rusak saya pikir semua kehidupan negara ini,” ucapnya.
“Dengan seperti itu, tidak hanya mendapatkan aspek spiritual tidak substantif, keberanian mengutarakan keterusterangan, spontanitas akan tereduksi sedemikian rupa,” lanjutnya.
“Tetapi tentu ada parameter terhadap koridor atas asas kepantasan kepatutan, ada nilai yang kita terima bukan dengan caci maki diantara satu sama lain, saling merendahkan antara satu sama lain, nah itu seharusnya yg menjadi konserling kita bersama,” lanjutnya.
Di akhir Surya Paloh mengajak untuk kita bersama untu harus mendukung suasana yg kondusif supaya bangsa terus bergerak kedepan.
Untuk pilpres 2024, Surya Paloh juga mengharapkan Nasdem tidak akan pernah mengulangi kejadian yang sama di tahun 2019.
“Model sistem pemilu dalam arti kata para peserta saling tidak mampu mejaga diri dan menahan bagaimana agar tidak menimbulkan satu tingkat olarisasi yang sedemikian rupa mengarah kepada perpecahan akan bangsa kita,” lanjutnya.
Hal ini membuat sentimen yang negatif, kebencian satu sama lain. Surya paloh berharap agar hal tersebut tidak terulang lagi, karna pemilu pada umumnya untuk membangun sesuatu yang lebih demokratisasi.
“Menciptakan pemilu yang dmeokratis memang gampang untuk diucapkan, tetapi sulit untuk di realisasikan, oleh sebab itu mari kita ciptakan pemilu yang demokratis untuk tahun selanjutnya,” tutupnya.
(mg2/bob)