Pj Wali Kota Batu Bicara Kelanjutan BUMD BWR

Masih ada piutang Rp3 miliar, BWR belum laporkan keuangan perusahaan tahun 2022, Selasa (14/2/2023). (Kerisdianto for blok-a.com)
Masih ada piutang Rp3 miliar, BWR belum laporkan keuangan perusahaan tahun 2022, Selasa (14/2/2023). (Kerisdianto for blok-a.com)

Kota Batu, blok-a.com – Piutang senilai Rp3 miliar yang menjadi tanggungan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Batu Wisata Resource (BWR) mendapat sorotan dari Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paiwei.

Bukan hanya masalah piutang, laporan keuangan tahun 2022 juga belum dipaparkan dalam sebuah agenda rapat.

Perlu diketahui selama BWR berdiri disinyalir atau diduga mendapat kucuran dana penyertaan modal senilai Rp 11 miliar.

Selama beroperasi BWR tidak mendapatkan keuntungan sama sekali. Sisa uang yang tersimpan di kas BWR saat ini tinggal Rp 107 juta.

Sementara itu, BWR menanggung piutang Rp3 miliar yang dipinjamkan ke pihak ketiga oleh BWR, dan saat ini belum ada progres pengembaliannya.

“BWR ini perlu dilakukan audit terlebih dahulu. Kemudian pihak eksekutif bisa menentukan kelanjutan BWR. Karena hasil audit akan menentukan BWR dilanjutkan atau di perlu dievaluasi,” tegas dia.

Aries menekankan, sebelum ada hasil audit dari akuntan publik. Maka segala kegiatan di BWR harus berhenti sementara waktu hingga hasil audit keluar.

“Sekarang audit sudah berjalan satu bulan. Targetnya hasil audit selesai dalam waktu tiga bulan. Setelah hasil keluar barulah digelar RUPS kembali untuk mengambil tindak lanjut seperti apa,” papar dia.

Sementara itu, Komisaris BWR Kota Batu, Aries Setiawan mengatakan bahwa hasil laporan terakhir untuk sisa uang penyertaan modal BWR di tahun 2021 tinggal Rp170 juta.

“Uang tersebut saat ini masih tersimpan di Bank Jatim, dan tidak bisa digunakan hingga ada Dirut definitif,* ungkap Aries Setiawan.

Semenjak pengunduran Dirut BWR terpilih (Mohammad Reza Januar.red) Aries Setiawan, mengajak telah telah dilakukan RUPS.

“Hasilnya operasional perusahaan tidak bisa dijalankan sementara waktu karena tidak adanya Dirut definitif. Menyelesaikan masalah ini, perlu dilakukan audit (pengelolaan) BWR oleh akuntan publik,” ujar Aries.

Selanjutnya, Aries BWR segera koordinasi dengan semua stakeholder terkait tentang semua masalah. Kemudian stakeholder bersama-sama mencari alternatif solusinya agar permasalahan segera selesai.

“Setelah ada solusi barulah menentukan langkah-langkah strategis untuk perbaikan BWR selanjutnya. Dengan begitu BWR akan bisa bermanfaat bagi masyarakat,” pungkas dia. (doi/lio)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?