Malang Kota Parkir, Retribusi Parkir Dinilai Belum Tergali Optimal

Caption : Situasi parkir di jalan raya depan Stadion Gajayana saat gelaran Konser Amal pada Minggu (22/01/2023) (Blok-a.com / Putu Ayu Pratama S)
Caption : Situasi parkir di jalan raya depan Stadion Gajayana saat gelaran Konser Amal pada Minggu (22/01/2023) (Blok-a.com / Putu Ayu Pratama S)

 

Kota Malang, Blok-a.com – Kota Malang yang dikenal dengan julukan baru yakni ‘Kota Parkir’. Hal itu menarik perhatian banyak pihak.

Sebab, maraknya juru parkir (jukir) di berbagai tempat meresahkan warga. Namun, beberapa dari jukir tersebut tidak mengenakan atribut jukir legal. Di saat yang bersamaan, keadaan itu diperparah dengan jumlah nominal retribusi parkir yang jauh dari target.

Menurut Badan Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Malang, Handi Priyanto, menyebut memang potensi parkir di Kota Malang sangat tinggi. Namun, retribusi parkir tidak tergali dengan optimal.

Contohnya di Kecamatan Kedungkandang saja, kajian potensi retribusi parkir mencapai Rp 1,5 milyar.

“Kedungkandang ya contohnya, itu kajian potensi pesimisnya di Rp 1,5 milyar, existing Rp 500 juta,” ujar Handi.

Kepala Bapenda Kota Malang, Handi Priyanto saat audiensi di komisi B DPRD Kota Malang, Senin (6/2/2023) (blok-a/Helen)
Kepala Bapenda Kota Malang, Handi Priyanto saat audiensi di komisi B DPRD Kota Malang, Senin (6/2/2023) (blok-a/Helen)

Sementara itu, kajian potensi retribusi parkir, seharusnya Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang bisa mengumpulkan Rp 7,8 miliar. Namun, untuk realisasi, Handi menyebut hal itu masih masuk wewenang Dishub Kota Malang.

Sejauh ini, data Bapenda menyebut pendapatan kotor retribusi parkir telah terkumpul Rp 40 miliar dalam 1 tahun.

“Retribusi parkir ya, kotor, bruto di Kota Malang itu Rp 40 miliar, untuk tepi jalan Rp 7,8 miliar targetnya,” bebernya.

Sementara itu, Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menyebut memang soal parkir masih menjadi evaluasi.

Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat ketika ditemui di Ruang Sidang Balai Kota Malang hari Rabu (4/10/2023). (Foto : Widya Amalia/Blok-A)
Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat ketika ditemui di Ruang Sidang Balai Kota Malang hari Rabu (4/10/2023). (Foto : Widya Amalia/Blok-A)

Terkait pengumpulan retribusi parkir, Wahyu memang diakuinya kurang optimal. Sehingga, pihaknya tengah mendorong migrasi e-parkir di beberapa titik.

“Seperti yang di stadion Gajayana ini kan memang sulit ya jadi dibangun supaya (retribusi) optimal,” ujar dia.

Sebutan Malang Kota Parkir sendiri mencuat usai banyak warganet yang protes dengan maraknya jukir. Keluhan banyak ditemukan di depan toko retail, ATM hingga kawasan kuliner. Mirisnya, parkir juga tersebar di berbagai titik kawasan pendidikan, seperti sekolah dan tempat les.

“Supaya bisa optimalkan akan dievaluasi,” pungkas Wahyu. (mg2/bob)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?