Blitar, blok-a.com – Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah, Jasmerah.
Ungkapan semboyan Proklamator RI Soekarno di HUT RI, 17 Agustus 1966 ini menginspirasi dan mendorong Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, untuk memanggil memori perjuangan, pengorbanan dan referensi keteladanan sosok Bung Karno.
“Bung Karno sering mengingatkan Jasmerah. Ini penting untuk kita pedomani. Jangan sampai melupakan sejarah perjuangan dan pengorbanan para pahlawan dan termasuk bagaimana bisa meraih kemerdekaan Republik Indonesia,” jelasnya.
Apalagi saat seperti ini, bagaimana perjuangan sosok Bung Karno mengajak seluruh dunia memberi pengakuan kemerdekaan terhadap Palestina.
“Hari ini rasanya memori kita dipanggil oleh sang Proklamator untuk memberi penguatan kemanusiaan, perdamaian dan kemerdekaan sebuah bangsa,” ujarnya, saat ziarah ke makam Bung Karno, di Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Rabu (11/10/2023) pagi.
Khofifah, dalam ziarah ini ditemani Bupati Blitar Rini Syarifah dan Wali Kota Blitar Santoso, jajaran forkopimda Blitar serta Sekdaprov Jatim dan jajaran kepala OPD Pemprov Jatim.
Tidak hanya itu, ia juga mengajak masyarakat untuk mengisi kemerdekaan yang telah didapatkan Indonesia dengan hal-hal yang produktif.
“Kita harus isi kemerdekaan ini dengan sesuatu yang produktif dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat bangsa dan negara. Karena dengan begitu Indonesia bisa hadir memberikan warna kepada bangsa-bangsa di dunia tentang kemanusiaan perdamaian dan kemerdekaan sebuah bangsa,” pungkasnya.
Di makam Bung Karno, Khofifah menyerahkan tali asih kepada juru kunci makam Bung Karno; Juni Purnomo, Eko Budi Santoso, dan 8 petugas kebersihan makam, membantu 400 paket sembako ke warga, pedagang dan tukang becak sebanyak 50 orang.
Saat menyerakan paket sembako, ratusan masyarakat begitu antusias menyambut Gubernur Khofifah. Mereka juga berebut untuk bersapa, bersalaman dan berfoto dengan Gubernur Khofifah.
Sosok Soekarno
Sekadar diketahui Soekarno lahir dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai pada 6 Juni 1901.
Ayahnya adalah seorang guru di sekolah dasar berdarah Jawa dan ibunya adalah putri dari keluarga bangsawan Bali. Soekarno merupakan anak ketiga dari empat bersaudara.
Jumat, 17 Agustus 1945 tepat 9 Ramadan 1364 Hijriyah Soekarno dan Muhammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945 dalam sidang PPKI Insinyur Soekarno dipilih secara aklamasi sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama.
Pada tanggal 22 Oktober 1945 saat Belanda dan sekutu akan menjajah Indonesia Bung Karno beserta KH Hasyim Asy’ari, kiai, dan ulama, mendeklarasikan jihad membela tanah air atau resolusi jihad Nahdlatul Ulama.
Tahun 1948 ketika Indonesia dilanda gejala disintegrasi bangsa tepatnya pada pertengahan Ramadhan, Presiden RI mendapat solusi konflik dari KH Abdul Wahab Hasbullah dengan sebutan halal bihalal dan digunakan sampai sekarang.
Sebagai bentuk keprihatinan terhadap nasib bangsa Asia Afrika yang belum merdeka, tahun 1955, Presiden Soekarno menggelar Konferensi Asia Afrika di Bandung menghasilkan dasa sila Bandung.
Pada 1961 Bung Karno menggagas pendirian masjid kebanggaan umat Islam Indonesia Masjid Istiqlal, Masjid Baiturrahim di Istana Merdeka dan masjid Salman di ITB Bandung.
Setelah menderita sakit pada hari Ahad, 21 Juli 1970 Insinyur Soekarno meninggal dunia di rumah sakit pusat Angkatan Darat Gatot Subroto Jakarta jenazah disemayamkan di Wisma Yasa Jakarta dan dimakamkan di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar.(kim)