BLOK-A – Portal berita Footwear News mencatat adanya 589 tuntutan yang dilayangkan Nike Inc. terhadap sejumlah situs jual-beli sepatu. Mereka mensinyalir adanya produk-produk palsu atau kw di sana.
Surat tuntutan telah masuk ke Pengadilan Negeri Amerika Serikat daerah New York. Selain itu, ada juga 676 akun media sosial yang turut masuk dalam daftar tersebut.
Inti dari dokumen adalah bahwa akun dan situs terkait mencoba mengambil keuntungan dari produk Nike dan Converse yang tidak resmi. Sebagian lagi masuk dalam halaman penjualan produk dengan data dan kode barang yang salah.
“Kami mengindikasi ada 589 situs yang tercatat menjual produk palsu Nike dan Converse selama 12 bulan ke belakang ke konsumen Amerika Serikat. Mereka tidak hanya memalsu produk, namun juga warna serta memberi kode barang yang salah. Terdapat pelanggaran-pelanggaran hak cipta lain yang akan dijelaskan lebih lanjut,” tulis Nike Inc. dalam gugatan seperti yang sudah dilaporkan Footwear News.
Nike memang getol melakukan sidak terhadap para penjual produk-produk tidak resmi sejak 2014. Selain itu, Converse yang merupakan anak perusahaan mereka juga jadi obyek pencarian keuntungan oknum. Desain Chuck Taylor All-Star jadi lahan basah dalam pemalsuan produk.
Sasaran tuntutan termasuk 30 perusahaan waralaba pakaian besar. Sebut saja Walmart, Kmart, dan H&M. Dalam hal ini, Nike melayangkan tuntutan karena desain sepatunya menyerupai properti desain dari Nike.
Perusahaan yang berbasis di Oregon tersebut juga pernah berseteru dengan sesama merek olahraga. Dua yang paling menyita perhatian selama lima tahun ke belakang adalah Skechers dan Puma.
Bahkan, Nike juga terlibat perseteruan dengan seniman Warren Lotas pada bulan Desember 2020. Lotas dianggap meniru desain Nike SB Dunk Low meski ia sudah memodifikasi sejumlah titik desain di produknya. Kasus ini bahkan sampai ke level Pengadilan Tinggi AS dan jadi pembicaraan hangat di kalangan penikmat kultur sneaker.
Nike maupun pihak tertuntut belum mengeluarkan pernyataan apapun. Pengadilan masih dalam proses pendalaman dokumen sehingga segala keputusan akhir masih belum dapat diprediksi.